Sabtu, 08 Oktober 2016

Pentingnya Ujian Nasional

Ujian Nasional, perlukah???
Akhir akhir ini media massa banyak memberitakan tentang aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh para pelajar, orang tua, maupun guru di seluruh penjuru Indonesia untuk beramai ramai menolak diadakannya Ujian Nasional sebagai syarat kelulusan siswa SMA atau yang sederajat. Ujian Nasional sebagai penentu kelulusan memang telah lama menjadi perdebatan di masyarakat.  Walau demikian, tahun ini  menteri pendidikan tetap memutuskan bahwa Ujian Nasional akan tetap diadakan sebagai penentu kelulusan walau bukan sebagai syarat satu satunya.
Dari sudut pandang saya sebagai seseorang yang baru dua tahun lalu mengikuti dan merasakan ujian nasional, dan sekali lagi ini hanyalah pendapat pribadi  yang mohon maaf apabila pendapat yang akan saya sampaikan ini bertentangan dengan pendapat Anda, Ujian Nasional memang harus dan perlu untuk dilakukan.
Kenapa saya mengatakan demikian? Sebagai seorang mahasiswa yang baru saja bertemu dengan berbagai orang dari seluruh penjuru Indonesia, saya dengan sangat amat menyesal memang harus berkata kalau pendidikan di Indonesia masih belum merata kualitasnya. Tanpa bermaksud meragukan kualitas guru yang berada di daerah pedalaman, kualitas lulusan di daerah memang masih bisa dikatakan kurang. Menurut saya hal ini dikarenakan teknologi informasi yang belum bisa dirasakan saudara saudara kita di daerah pedalaman. Ketersediaan buku yang up to date dan fasilitas sekolah yang sangat minim membuat perbedaan kualitas ini semakin jelas terlihat. Perbedaan ini tidak hanya terlihat di tahap SMA, melainkan sudah dapat dirasakan sejak jenjang pendidikan SD. Tanpa Ujian Nasional, keadaan ini akan semakin memburuk. Akan muncul sekolah terhebat, dan tentu saja sekolah itu ada di tanah Jawa.
Saya merasa Ujian Nasional sungguh bermanfaat untuk diadakan. Hal ini untuk menjamin kualitas lulusan sekolah menengah atas di seluruh Indonesia. Saya tidak bisa memungkiri bahwa dalam pelaksanaannya, ujian nasional memang masih dipenuhi dengan kecurangan, kebocoran soal, maupun contek menyontek. Hal itu tidak bisa saya pungkiri karena memang yang membutuhkan dan yang menyediakan telah ada di masyarakat. Namun saya tidak bisa menerima pendapat adik adik saya  yang tidak setuju diadakan ujian nasional karena beranggapan bahwa itu menentang hak asasi manusia, tidak adil,  dsb.
Saya ingin membuka mata adik adik yang masih duduk di bangku SMA, ujian nasional bermanfaat. Saya merasakannya sendiri. Dengan ujian nasional, maka masa SMA yang akan selalu diisi dengan tawa dan hura hura kebahagiaan anak muda tidak hanya diisi dengan kesenangan dunia. Dengan diadakannya ujian nasional, saya dan teman teman saya dulu jadi bisa sering ke masjid, kami jadi bisa menangis kepada Tuhan ketika istighosah, berdoa dan sebagainya. Kami jadi lebih sering bertahajud, sholat dhuha, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Kami mau bersungguh sungguh belajar.
Coba Anda bayangkan ketika ujian nasional ditiadakan. Apalagi yang bisa menakuti siswa SMA untuk lebih bersungguh sungguh dan tidak hanya bersenang senang? Apakah Anda seratus persen yakin sekolah akan memberikan gemblengan yang terbaik? Saya tidak yakin. Semua sekolah menginginkan semua siswanya lulus, semua sekolah ingin memajang spanduk kelulusan 100 persen, jika kelulusan berada di tangan sekolah, apakah Anda yakin tidak akan ada siswa yang tidak mampu sesungguhnya namun dipaksakan lulus agar sekolah bisa memasang spanduk lulus 100 persen?
Saya sedikit tergelitik melihat adik adik saya yang sepertinya ketakutan untuk mengikuti ujian nasional. Kami semua kakakmu merasakan ujian nasional dan kami baik baik saja..
Apa yang adik adik takutkan dari Ujian Nasional?Apakah soalnya bukan soal untuk anak SMA? Apakah kemungkinan lulusnya begitu kecil sehingga Adik Adik merasa takut?atau adik adik sendiri sebenarnya yang telah menyadari bahwa selama 3 tahun ini adik adik telah malas belajar dan jika diadakan ujian maka adik adik tidak akan lulus?saya rasa tidak ada yang perlu ditakutkan jika kalian memang belajar sungguh sungguh selama tiga tahun di SMA. Tidak akan ada soal mahasiswa yang keluar dalam Ujian anak SMA.  Atau Anda takut pensil Anda tidak terdeteksi oleh computer dinas pendidikan?
Dari seorang guru saya di SMA, beliau pernah berkata bahwa untuk memutuskan bahwa seorang siswa dinyatakan benar benar tidak lulus, tidaklah sesingkat menunggu mie matang prosesnya.
Ketika hasil koreksi computer diumumkan dan sebuah sekolah dinyatakan memiliki siswa yang tidak lulus, maka dinas pendidikan akan memanggil kepala sekolah yang bersangkutan. Dinas pendidikan kemudian akan menyerahkan lembar jawaban siswa yang tidak lulus untuk diberikan kepada kepala sekolah dan meminta kepala sekolah untuk mengoreksi lembar jawaban itu sekali lagi secara manual. Barulah ketika hasilnya memang benar benar tidak lulus, dengan berat hati siswa tersebut memang belum pantas melanjutkan pendidikan.
Ujian Nasional masih perlu dan tidak boleh dihapus. Setidaknya sampai pendidikan di negeri tercinta ini dapat benar benar telah merata dan berkualitas sama.

Tidak ada komentar: