Sabtu, 12 Mei 2018

Terorism has no religion

Ya, terorisme tidak punya agama. Tidak ada satu agamapun di dunia ini yang mempunyai faham menyebarkan teror. Terorisme berasal dari kata teror, identik dengan penyebaran teror kepada masyarakat melalui aksi aksi konyol bom bunuh diri atau kalau sudah membesar biasanya merupakan gerakan separatis (pemisahan diri dari negara induk).

Perlu kita sadari bersama beberapa hal sbb:

1. Terorisme pada skala kecil, selalu bertindak pengecut. Mereka jumlahnya kecil lho. Mungkin tidak bisa disebut ada sebenarnya. Namun, mereka bergerak dan didanai oleh seseorang. Seseorang yang mendanai kegiatan terorisme bisa memiliki banyak sekali latar belakang:

a. Mereka punya paham ideologi yang sama dengan pelaku teroris
b. Mereka punya hidden agenda yang dengan kegiatan terorisme berhasil dilaksanakan, akan berimbas pada hidden agenda nya tersebut berhasil
c. Dia punya kebencian dan musuh yang sama dengan target teroris, walau ideologi nya bisa jadi berbeda. Enemy of your enemy is your friend.
d. Pengalihan issue
e. Untuk memunculkan konflik horizontal agar Indonesia mudah dipecah belah dan diadu domba.
f. dll

Jelas mereka pengecut. Mereka bunuh diri. Jelas mereka pengecut, mereka memakai bom. Tidak berani bertarung 1 on 1. Jelas mereka pengecut, mereka selalu berpindah tempat. Jelas mereka pengecut, karena habis melakukan mereka lari kekuburan.

2. Semua pihak perlu intropeksi diri. Munculnya terorisme adalah bentuk kegagalan semua pihak.  Kegagalan kita dalam kejadian teror di Surabaya:

a. Para pemuka agama telah gagal menyebarkan faham agama yang damai dan toleran.
b. Kepolisian RI bersama BIN dan Densus 88 gagal mendeteksi kegiatan radikalisme lebih awal.
c. Kita gagal bertetangga sampai tidak mengenal tetangga kita sendiri yang punya rencana jahat untuk orang lain.

Sudahlah kalian para pemuka agama yang udah tenar di youtube, isi ceramah kalian masih tidak bisa menjangkau pelaku terorisme. Kalian gagal dan hanya mencari wah di media sosial.

3. Jangan membuat tujuan terorisme berhasil dengan mulai saling membenci dan curiga satu sama lain.

4. Kasus terorisme yang biasa dinisbahkan kepada umat islam radikal pelakunya, menunjukkan betapa masih dangkalnya pemahaman umat islam masyarakat Indonesia. Mari kita semua terus belajar dan belajar agar Agama kita, apapun agamanya, dapat berhasil mengantarkan kita kepada Tuhan. Agama adalah kendaraan menuju Tuhan. Tidak mungkin Tuhan memberikan kendaraan untuk menuju diriNya, dengan cara membunuh makhluk ciptaanNya.

Tujuan terorisme adalah menyebarkan teror. Memecah belah, menyebarkan konflik horizontal, dan menghilangkan ketentraman masyarakat. Mari kita tetap saling mejaga persaudaraan, jangan tuding sana tuding sini sebagai pelaku. Serahkan prosesnya sepenuhnya kepada pihak kepolisian. Saya justru ingin rekan kita alumni 212 turun ke jalan lagi, untuk menuntut pengusutan tuntas kasus bom ini. Ini sudah melebihi penghinaan agama. Mana suara kalian?????

Tidak ada komentar: