Kamis, 31 Mei 2018

Baru tahu sedikit

Ada 4 jenis orang di dalam kehidupan ini:

ada orang yang tau sedikit tentang sedikit hal
ada orang yang tau banyak tentang sedikit hal
ada orang yang tau sedikit tentang banyak hal
ada orang yang tau banyak tentang banyak hal



dimanakah posisi kita?

silahkan mencoba meng evaluasi diri Anda masing-masing. Kalau saya, tentu saya ada di posisi pertama. Tau sedikit tentang sedikit hal.

Karena pengetahuan saya sedikit, saya tidak pantas untuk menceramahi siapapun. Saya tidak pantas untuk mengatasnamakan pendapat saya sebagai pendapat yang paling benar. Saya tidak pantas membawa label islam, dalam setiap argumentasi saya. Apalagi membawa nama Rasulullah. Siapa saya dibanding beliau. Saya hanyalah bluluk yang mencoba memegangi baju beliau.

Bagaimana bisa saya tau banyak. Sedangkan kapan saya akan buang air saja saya tidak bisa memprediksikannya. Bahkan, kenapa saya kemarin memilih jalan ini dan tidak memilih jalan itu, saya pun bingung pada akhirnya.

Jangankan mengenal orang lain, mengenal diri saya sendiri saja saya masih selalu gagal.

Itulah kenapa, saya harus selalu siap untuk merevisi setiap apa yang saya percayai hari ini. Besok, bisa jadi saya berubah tidak mempercayainya. Seperti kata seorang filsuf, kita sedang berdiri diatas pundak raksasa. Ilmu kita hari ini adalah hasil dari pencarian ribuan tahun manusia.

Ajaran tanpa Dalil Tombo Ati

Tombo Ati
Iku Limo perkorone
Kaping siji moco Quran lak maknane
Kaping pindo
Sholat wengi lakonono
Kaping telu wong kang soleh kumpulono
Kaping papat
kudu weteng ingkang luwe
kaping limo
Dzikir wengi ingkang suwe
Salah sawijine
Sopo biso ngelakoni
Mugi Mugi Gusti Allah Nyembadani



Tidak ada yang tahu kenapa lagu di atas bisa bertahan ber abad abad dan siapa yang pertama kali mempopulerkannya. Menurut beberapa versi, lagu di atas adalah karangan Kanjeng Sunan Bonang.

Ini adalah salah satu contoh tingkat ilmu tertinggi (setidaknya di mata saya). Ilmu tertinggi itu tidak perlu dalil. Bagaimana menyampaikan sesuatu yang benar, tanpa menyakiti yang saat ini masih salah. Bagaimana menyebarkan kebaikan, dengan kesenangan. Bukan dengan paksaan atau dengan hati yang tidak suka. Bagaimana memasukkan nilai nilai yang merupakan tatanan syariah, tanpa berkata bahwa ini adalah sesuai Syar'i. Bukankah Rasulullah sering melakukannya?

Beliau berdakwah tidak dengan dalil. Bagaimana mungkin beliau mengandalkan dalil sedang Al-Quran saja baru sempurna diturunkan ketika beliau menjelang akhir hayatnya. Beliau berdakwah dengan akhlaq. Dengan sikap dan perilaku. Dengan laku hidup. Kejujuran, welas asih, dan integritas tiada batas. Sangat rumit untuk menjelaskan betapa jeniusnya Rasulullah sebagai manusia. Itulah sebabnya banyak sekali manusia yang salah paham dengan tingkah polah Rasulullah. Bagaimana kita bisa paham dengan ilmu kita yang sangat dangkal ini? belum lagi berbicara tentang kebijaksanaan.

Mencoba Menelaah setiap sikap dan perkataan Rasulullah adalah seperti anak TK yang mencoba menguraikan kenapa Pak Profesor berkata ini dan berbuat itu. Mungkin sesekali kita bisa benar, namun, kebenaran yang sesungguhnya melatarbelakangi perkataan dan perbuatan Professor tersebut hanyalah dia yang tahu.

Jadi, tak usah saling menyalahkan ketika apa yang kita tafsirkan berbeda dengan orang lain. Kita ini hanya salah satu anak TK di kelas kacau dan prematur. Sesama anak TK dilarang saling menjatuhkan bukan?

Selasa, 22 Mei 2018

Benar dan Salah

Benar dan salah adalah sesuatu yang sangat relatif, setidaknya itu yang harus Kita rasakan dan pahami sebagai seorang manusia. Tak usah jauh jauh berbicara sebagai seorang muslim, sebagai manusia pun Kita sudah harus bisa memahami bahwa kebenaran itu amat relatif.


Faktanya, Kita tidak bisa hidup di dunia Hanya dengan mengandalkan benar dan salah. Dua unsur ini tidak bisa Kita jadikan hakim untuk melakukan segala sesuatu. Kita perlu melibatkan satu unsur lain. Unsur tersebut bernama keindahan. Di Dalam keindahan, ada akhlaq, ada adab, ada Budi pekerti, kebijaksanaan dan welas asih. 

Sholat subuh itu benar wajib. Tapi kalau dilakukan di tengah jalan raya, jadilah ia haram. Berhubungan dengan istri, sangat besar pahalanya. Kewajiban suami memberi nafkah lahir dan batin. Tapi, kalau berhubungan suami istri nya dilakukan di Tengah panggung dan disaksikan seribu orang seperti di Thailand, apakah itu masih bisa dibenarkan? 

Kebenaran itu relatif. Setiap orang tidak pernah selesai belajar tentang hakikat kebenaran. Apa yang Kita yakini benar di zaman dulu, belum tentu akan Kita bawa sampai Kita mati. Jangan jangan sebulan lagi Kita meralat kebenaran yang Kita yakini sebelumnya. Hal ini sangat wajar karena manusia itu bertumbuh. Manusia itu bertambah arif. Dan manusia bertambah bijaksana. 

Hal ini dengan sangat baik dicontohkan oleh Imam Syafi'ie. Beliau meralat pendapat nya dengan sangat fair tanpa perlu malu karena telah keliru menilai dan memahami sebelumnya. Hal ini dapat Kita baca Dalam Qaul jadid dan Qaul qadim Karya beliau. Justru, manusia terlihat bodohnya ketika dengan membabi buta meyakini apa yang Dia punya saat ini. Seperti kata orang, dunia tidak sekecil daun kelor. Ulama ulama terdahulu juga dengan sangat baik menunjukkan akhlaqul karimah Dalam hal perbedaan pendapat. Semua orang sudah pernah mendengar kasus qunut Imam Syafiie dan Imam Ibnu Hambal. Bagaimana mereka sangat toleran, dengan tetap berprinsip bahwa pendapatku bisa benar bisa juga keliru. 

Perbedaan adalah rahmat. Ketika Imam Malik mengatakan bahwa anjing itu tidak najis, tidak mungkin Kita serta merta bisa berkata bahwa Imam Malik bodoh. Naudzubillah. Disaat Kita Baru bisa mengutip hadist dari google, beliau telah hapal 500rb hadist berikut perawinya. 

Disaat Imam Hanafi mengatakan minum nabidz itu boleh Dalam kadar yang tidak memabukkan(sementara Imam lain mengharamkan), apakah Kita punya kapasitas untuk nge judge beliau adalah tukang minum? Naudzubillah. Bahkan ilmu Kita tidak ada sekelingking ilmu beliau. 

Memang sudah menjadi ciri khas orang yang kurang ilmu, hingga berantem dan mati mati an membela pendapatnya serta meyakini yang paling benar. Orang yang mengerti dan punya banyak ilmu, jangankan meng counter pendapat orang lain, Dia justru sibuk untuk menertawakan diri sendiri dan evaluasi diri. Disinilah keindahan tawadhu hadir. 

Rasulullah memberi makan pengemis yahudi buta dipasar, walau setiap Hari pengemis tersebut mencaci maki nabi dan mengatakan nabi Muhammad gila. Apakah nabi datang kepada beliau dengan membawa se tumpuk dalil yang membenarkan bahwa beliau adalah Rasul? Tidak, beliau justru datang dengan akhlaq. Tanpa dalil, tanpa ayat, hanya produk akhir dari Iman dan taqwa yaitu akhlaqul karimah. 

Ketika sudah mengerti hal ini, sudah sepantasnya lah Kita menghindari beberapa hal dan memperbanyak beberapa hal Dalam forum diskusi. Yang harus Kita hindari adalah: pertanyaan"mana yang benar?", bisa diganti dengan bertanya"mana yang dalilnya paling kuat, atau bagaimana memahami perbedaan ini dan ini". Harus dihindari juga ungkapan seperti "yang benar adalah ini", seolah mengatakan semua yang lain pasti salah. Bisa diganti dengan "sejauh yang saya pahami saya cenderung memilih ini"... Alangkah santun nya forum diskusi yang mengedepankan toleransi seperti ini. 

"sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq" - Rasulullah SAW

Minggu, 20 Mei 2018

Bahasa Rindu

Would you know my name
If I saw you in heaven?

Would you hold my hand
If I saw you in heaven?




Semoga Rasulullah mengenali kita ketika kita berjumpa dengan beliau nanti di surga.

Aamiin.

Sabtu, 19 Mei 2018

Sistem Khilafah atau Pancasila?


Mohon dibaca lagi sejarah khalifah khalifah jaman dulu ya yang komprehensif . Dimanakah letak kesalahan eksekusi dan kebodohan pelaksanaan ekonomi berlandaskan islam di jaman itu sehingga masih banyak korupsi dan ketimpangan? pada manusia nya apa pada dasarnya? dimanakah salahnya Ustman hingga hendak di kudeta? pada manusia nya atau pada islam nya? padahal dia dijamin masuk surga.

Pernah dengar bahwa Khalifah pada masa setelah khulafaurrasyidin itu korup dan hanya gemar ber foya foya? banyak. Cek saja sejarah. Dimana salahnya? orangnya atau sistem nya? sistemnya sudah islam. Sudah pake khilafah.



Pelaksanaan ekonomi pancasila yang benar ya sesuai ekonomi syariah. Sudah dijelaskan, ini hanya urusan istilah. Untuk menghormati orang lain yang tidak percaya islam dan Rasul adalah utusan. Jika pada akhirnya hanya segelintir orang yang menguasai aset, yang lain jadi babu semua, salah siapa? orangnya atau sistem nya? kenapa tidak ada orang islam yang mampu membuat bank syariah raksasa seperti BCA? karena bodohnya umat islam atau karena sistem syariah yang tidak mampu? kenapa umat islam tidak ada yang menguasai industri besar strategis seperti Indofood dan Unilever? salah islam nya atau salah orangnya?

Pancasila sangat aplicable untuk semua member bangsa ini. Jelas, namanya bukan ke islam islam an. Diterima oleh semua kalangan. Pendiri negara ini pun melibatkan semua pihak.... Pancasila itu cara politis kita umat islam untuk tetap toleransi sm agama lain tapi sebenarnya yang diusung adalah ajaran islam juga.

Saya punya dua kesimpulan untuk perdebatan khilafah ini:
1. Kamu tetap ingin khilafah dan tetap akan berdakwah untuk mendirikan khilafah.
2. Kamu menolak dasar pancasila dan NKRI saat ini karena menurutmu khilafah adalah yang paling tepat karena berlandaskan hukum Allah.

Tanggapanku sama. Khilafah hanya bisa tegak di jaman Imam Mahdi. Beliau adalah tokoh central yang bisa mempersatukan umat dan menerjemahkan ayat ayat yang mutashabihat dengan terang. Tidak akan ada perbedaan multi tafsir lagi. Karena beliau mengetahui yang gaib dan merupakan utusan. Kalau sekarang? belum saatnya. Jika di grup ini saja banyak yang pro kontra terkait khilafah, bagaimana dengan grup sebelah yang isinya campur, bahkan ada yang ateis. Apakah perjuangan khilafah sah untuk menumpahkan darah sesama muslim yang menolaknya? tentu ini hanya perang ideologi bukan.

Terakhir, aku tutup statement ku ttg khilafah ini dengan sebuah cerita yang ditulis dalam kitab Matsnawi karangan Maulana Jalaludin Rumi.

Syahdan, empat orang sahabat menemukan sekeping mata uang. Orang pertama, seorang Persia berkata. "Dengan uang ini aku akan membeli anggur". Orang kedua, seorang arab, menyatakan keberatannnya. "Tidak, kita harus membeli inab". Orang ketiga, seorang Turki mengatakan, "Aku menginginkan Uzum." Orang terakhir seorang Yunani mengatakan bahwa ia tidak tertarik pada pilihan ketiga temannya, "Aku, kata dia, ingin stafili"

Ketika pertengkaran sedang memuncak, lewatlah seorang arif bijaksana yang segera berseru untuk mendamaikan. "Aku bisa memenuhi keinginan kalian semua asalkan kalian percaya untuk menyerahkan keputusannya kepadaku. Sekeping uang ini akan menjadi empat dan kalian akan rukun kembali".

Orang bijak itu lantas pergi dan membeli buah anggur. Begitu kembali, keempat orang sahabat itu sama sama girang. Ternyata, semua mereka, dengan bahasanya masing masing, telah menyatakan kebutuhannya akan hal yang sama, yaitu anggur!.

Mari kita berhenti memperdebatkan kulit. Aku yakin yang kamu mau adalah Sistem yang lebih baik, yang lebih arif, lebih berkeadilan. Kamu menyebutnya sistem Khilafah. Aku menyebutnya sistem pancasila. So, mari kita hentikan perdebatan kita dengan berusaha mewujudkan bangsa yang lebih beradab dan ber akhlaq. Gak usah khilafah. Gak usah pancasila. Yang penting bangsa Indonesia lebih beradab dan lebih ber akhlaq dalam setiap sisi kehidupannya.

Sesungguhnya, khalifah dan pancasila tidak bisa di pertentangkan. Kenapa? karena itu seperti mempertentangkan singkong dengan kripik singkong. Pancasila adalah salah satu bentuk khilafah. Khilafah adalah dasarnya. Penafsirannya seperti apa, yang penting adalah negeri yang aman tenteram dan sejahtera. Bentuknya bagaimana? itu terserah masyarakatnya. Mau jadi kerajaan boleh, mau jadi republik boleh, mau jadi apa aja boleh. Pakemnya, jadikan bumi seperti surga.






Ekonomi Pancasila

Produk Pancasila.



Ekonomi apa? ekonomi yang:
1. BerkeTuhanan Yang Maha Esa.

Kenapa bukan berbasis hukum Allah? karena masyarakat Indonesia yang majemuk. Persis seperti yang dicontohkan Rasul dalam pembentukan masyarakat Madani melalui piagam madinah. Tidak ada dalil Quran di dalamnya. Itu adalah kesepakatan antar masyarakat yang berbeda terdiri dari kaum Anshar, Muhajirin, dan Yahudi. Hal yang sama juga kita lihat dalam perjanjian Hudaibiyah, dimana Rasul menunjukkan kemuliaan akhlaq Beliau. Dalam perjanjian itu tertulis bukan antara Muhammad Rasulullah, tapi atas nama Muhammad Bin Abdullah. Karena orang Quraish tidak mengakui ke Rasul an nabi Muhammad. Ekonomi yang BerkeTuhanan Yang Maha Esa adalah Ekonomi puncak dari semua ekonomi. Kalau pemegang kekuasaan lebih banyak muslim, harusnya ya pake ekonomi yang condong muslim. Tidak ada satu bangsa pun yang melibatkan Tuhan dalam dasar negara nya selain Indonesia dengan pancasilaNya.

2.  Ekonomi yang berkemanusiaan yang Adil dan beradab.

Nilai kunci berikutnya yang menjadi pedoman dari ekonomi pancasila adalah adil dan beradab. Harus adil se adil adilnya. Ekonomi tidak dikuasai oleh segelintir orang. Ekonomi dibagikan rata untuk rakyat. Harus pula beradab. Cari uang, kerja, investasi, tidak dengan saling tusuk dan tikam. Bekerja yang beradab. Mengelola ekonomi negara dengan adab. Adab adalah tataran akhlaq tertinggi. Bangsa yang besar adalah bangsa yang sangat beradab. Saling menghormati hak setiap orang di jalan. Tidak kapitalis, tidak komunis. Ekonomi pancasila adalah ekonomi yang berkemanusiaan. Melihat manusia sebagai manusia.

3. Ekonomi yang mengutamakan persatuan Indonesia

Ekonomi Pancasila sangat mendahulukan persatuan. Kita negara yang ber bhinneka. Menjunjung perbedaan. Industri yang kita punya harus kita kuasai dari hulu ke hilir. Inilah makna persatuan. Jika emas mentah dihasilkan Papua, silahkan jawa membuat mesin pengolahannya. Jika Kelapa dihasilkan Riau, silahkan Aceh membuat pengolahannya. Kita bangsa yang mendahulukan ekonomi berdikari, bukan ekonomi asing.

4. Ekonomi yang berlandaskan Kerakyatan yang dipimpin dengan hikmah dan kebijaksanaan dan diputuskan oleh perwakilan secara musyawarah,

Ini ada di tangan MPR dan DPR. Merekalah orang orang yang kita anggap memiliki hikmah kebijaksanaan dalam melaksanakan ekonomi dengan sebaik baiknya. Tidak perlu melibatkan semua rakyat. Amanah rakyat ada di tangan mereka. Hal ini sering dicontohkan nabi dalam memutuskan kasus apapun. Meminta pendapat sahabat dalam strategi perang, memutuskan siasat, perkara perkara, dll. Tidak perlu melibatkan semua rakyat yang awam.

5. Ekonomi yang ber keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Ekonomi pancasila bukan ekonomi kapitalis. Ekonomi kapitalis memusatkan kekayaan pada segelintir orang. Ekonomi Indonesia harusnya sudah merupakan ekonomi syariah. Bunyinya saja beda. Tapi maknanya sama. Ekonomi syariah adalah ekonomi yang berkeadilan sosial untuk kemaslahatan umat.

Sungguh dasar pancasila kita ini bukan dasar ideologi sembarangan. Ini adalah ideologi khas Nusantara. Yang diramu oleh berbagai pihak dan cenderung kepada hukum islam. Kenapa bukan disebut hukum islam? toleransi sm yang bukan islam. Kalau disebut hukum islam, semua yang bukan islam akan memisahkan diri.

Lantas, kenapa Ekonomi Indonesia yang berpancasila sekarang carut marut??? itu hanyalah masalah eksekusi dan kebodohan pelaksananya. Sama seperti pemeluk agama islam. Kenapa manusia yang beragama islam tidak beradab dan banyak yang tidak berakhlaq di Indonesia? apakah artinya islam itu perlu diganti? tidak. Yang perlu diganti adalah pemahaman kita dan penghayatan kita terhadap islam. Pancasila gagal? menurut saya pancasila sudah sempurna. Yang perlu diganti adalah tingkat penghayatan kita dan kedewasaan kita dalam memahami sila sila pancasila.

Contoh sepele. Pancasila menyebutkan sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa. Apakah hidup kita sehari hari telah melibatkan Tuhan? mau rapat kita selalu berdoa? akhir rapat kita berdoa? setelah memutuskan hasil rapat kita sudah tawakkal? apakah Tuhan hanya muncul di saat ceremonial peresmian? apakah pancasila nya yang salah? sekali lagi tidak. Orang orang nya yang bodoh.

Pancasila adalah produk original bangsa ini. Tidak berkiblat pada siapapun. Jika dalam penerapannya keliru, jangan salahkan pancasilanya. Jika orang islam nge bom gereja, jangan salahkan islam nya. Jika ada yang kurang pas, mari kita perbaiki bersama.

Sabtu, 12 Mei 2018

Terorism has no religion

Ya, terorisme tidak punya agama. Tidak ada satu agamapun di dunia ini yang mempunyai faham menyebarkan teror. Terorisme berasal dari kata teror, identik dengan penyebaran teror kepada masyarakat melalui aksi aksi konyol bom bunuh diri atau kalau sudah membesar biasanya merupakan gerakan separatis (pemisahan diri dari negara induk).

Perlu kita sadari bersama beberapa hal sbb:

1. Terorisme pada skala kecil, selalu bertindak pengecut. Mereka jumlahnya kecil lho. Mungkin tidak bisa disebut ada sebenarnya. Namun, mereka bergerak dan didanai oleh seseorang. Seseorang yang mendanai kegiatan terorisme bisa memiliki banyak sekali latar belakang:

a. Mereka punya paham ideologi yang sama dengan pelaku teroris
b. Mereka punya hidden agenda yang dengan kegiatan terorisme berhasil dilaksanakan, akan berimbas pada hidden agenda nya tersebut berhasil
c. Dia punya kebencian dan musuh yang sama dengan target teroris, walau ideologi nya bisa jadi berbeda. Enemy of your enemy is your friend.
d. Pengalihan issue
e. Untuk memunculkan konflik horizontal agar Indonesia mudah dipecah belah dan diadu domba.
f. dll

Jelas mereka pengecut. Mereka bunuh diri. Jelas mereka pengecut, mereka memakai bom. Tidak berani bertarung 1 on 1. Jelas mereka pengecut, mereka selalu berpindah tempat. Jelas mereka pengecut, karena habis melakukan mereka lari kekuburan.

2. Semua pihak perlu intropeksi diri. Munculnya terorisme adalah bentuk kegagalan semua pihak.  Kegagalan kita dalam kejadian teror di Surabaya:

a. Para pemuka agama telah gagal menyebarkan faham agama yang damai dan toleran.
b. Kepolisian RI bersama BIN dan Densus 88 gagal mendeteksi kegiatan radikalisme lebih awal.
c. Kita gagal bertetangga sampai tidak mengenal tetangga kita sendiri yang punya rencana jahat untuk orang lain.

Sudahlah kalian para pemuka agama yang udah tenar di youtube, isi ceramah kalian masih tidak bisa menjangkau pelaku terorisme. Kalian gagal dan hanya mencari wah di media sosial.

3. Jangan membuat tujuan terorisme berhasil dengan mulai saling membenci dan curiga satu sama lain.

4. Kasus terorisme yang biasa dinisbahkan kepada umat islam radikal pelakunya, menunjukkan betapa masih dangkalnya pemahaman umat islam masyarakat Indonesia. Mari kita semua terus belajar dan belajar agar Agama kita, apapun agamanya, dapat berhasil mengantarkan kita kepada Tuhan. Agama adalah kendaraan menuju Tuhan. Tidak mungkin Tuhan memberikan kendaraan untuk menuju diriNya, dengan cara membunuh makhluk ciptaanNya.

Tujuan terorisme adalah menyebarkan teror. Memecah belah, menyebarkan konflik horizontal, dan menghilangkan ketentraman masyarakat. Mari kita tetap saling mejaga persaudaraan, jangan tuding sana tuding sini sebagai pelaku. Serahkan prosesnya sepenuhnya kepada pihak kepolisian. Saya justru ingin rekan kita alumni 212 turun ke jalan lagi, untuk menuntut pengusutan tuntas kasus bom ini. Ini sudah melebihi penghinaan agama. Mana suara kalian?????

Kamis, 10 Mei 2018

Kekhalifahan islam, perlukah?

Berbagai pendapat tentang perlunya kekhalifahan islam di tegakkan di bumi nusantara sering terdengar. Banyak yang beralasan, tidak ada system yang paling cocok atau system terbaik selain system islam.

Bagi saya pribadi, saat ini, system kekhalifahan islam "masih belum saatnya" untuk di tegakkan. Saya muslim dan saya percaya bahwa tata negara dan kemasyarakatan akan lebih baik ketika menerapkan konsep kekhalifahan islam. Lalu, kenapa saya berkata belum saatnya?

1. Kendala terbesar ketika kekhalifahan islam harus ditegakkan adalah, siapa yang akan menjadi Khalifah. Saya sangat percaya bahwa yang bisa, setelah nabi Muhammad, adalah Imam Mahdi. Beliau adalah benar merupakan utusan Allah SWT. Imam Mahdi bukanlah manusia biasa. Ketika menjadi seorang utusan, tentu segala rahasia bisa dijawab oleh Imam Mahdi. Hal ini mirip dengan apa yang terjadi pada zaman Rasulullah. Tidak ada perbedaan pendapat di kala itu karena setiap permasalahan bisa ditanyakan langsung kepada Rasulullah. Begitu Rasul wafat, islam langsung terpecah menjadi beberapa golongan. Kita tau betapa kuatnya sosok sahabat Abu Bakar, walau demikian, penentuan siapa khalifah pada saat itu tercatat cukup alot. Masih terdapat beberapa kelompok yang kurang sependapat Abu Bakar menjadi pengganti Rasul. Permasalahan suksesi, juga menjadi masalah berkelanjutan di setiap kekhalifahan islam berikutnya yakni Bani Umayyah, Bani Abassiyah, dan Turki Ustmani. Artinya, Imam Mahdi adalah satu satunya sosok yang bisa menyatukan umat islam. Beliau pasti seorang yang penuh kharismatik. Memiliki latar belakang yang amat bersih, dan benar benar bisa dijadikan pemimpin seluruh umat muslim. Sekarang? coba sebutkan satu nama paling fenomenal di dunia islam baik di Indonesia maupun di Seluruh dunia yang paling bisa berpengaruh dan didengar oleh umat islam? jawabannya, belum ada.


2. Kekhalifahan akan menganut sistem islam yang mana? menggunakan mazhab apa?
Hal ini juga akan bisa dijawab oleh sosok Imam Mahdi. Secara otomatis mazhab akan hilang, karena Imam Mahdi bisa menjawab manakah pendapat yang paling tepat. Kita tahu bahwa banyak sekali permasalahan baru yang muncul sepeninggal Rasulullah. Untuk menjawab hal tersebut, imam mazhab ber ijtihad dan menentukan beberapa hukum berdasarkan ijtihad tersebut. Permasalahannya, hukum empat mazhab besar tersebut berbeda, terkadang malah sangat berbeda. Pemilihan mazhab saat ini merupakan hak setiap kaum muslim. Bahkan, seorang muslim pun bisa memilih untuk tidak bermazhab (karena sudah merasa dapat menemukan seluruh jawaban tanpa mengikuti mazhab apapun, berarti orang ini haruslah mengerti seluruh ilmu ilmu di dalam islam, hafal hadist yang jumlahnya hampir 1 jt, hafal alquran, dll). Ber mazhab adalah cara paling mudah dalam mencari jawaban dari berbagai pertanyaan seputar islam, terutama untuk orang orang yang tidak memiliki kapasitas banyak seperti saya. Hadirnya Imam Mahdi, akan secara otomatis meng eliminasi seluruh mazhab yang ada, karena Imam Mahdi bisa menjawab seperti Rasulullah. Beliau sama sama utusan Allah.


Mungkin beberapa orang akan berkata, kan cuma sistem nya yang islam, khalifah nya tetap kita pilih saja secara demokrasi. Lah, Apakah islam pernah mencontohkan demokrasi yang sedang kita jalankan sekarang? dari 4 khalifah di masa khulafaurrasidin, siapa yang dipilih melalui voting rakyat? tidak ada. Lagipula, sistem islam sudah berjalan di Provinsi Aceh. Apakah sistem tersebut bisa dikatakan lebih baik daripada sistem lain? tentu saja banyak faktor yang bisa dibahas.

3. Adakah saat ini seseorang yang bisa menerjemahkan Al-Quran sesuai dengan apa yang benar benar dimaksud Allah? belum ada. Semua baru tafsir. Artinya, bisa salah, bisa benar, bisa juga kurang tepat. Perlu diingat bahwa Al-quran turun melalui perantara bahasa. Bahasa umumnya akan mengalami evolusi dan perubahan seiring dengan penggunaan bahasa tersebut. Saya beri contoh, apa yang Anda pikirkan ketika saya mengatakan 212 saat ini? aksi damai menuntut Ahok dipenjara? koperasi syariah semacam indomaret? atau kapak naga geni wiro sableng?

Nah lagi lagi, sosok Imam Mahdi akan mampu menjawab berbagai tafsir yang ada tentang ayat Al-quran.

3 poin di atas adalah poin fundamental yang perlu di jawab oleh rekan rekan yang ingin mewujudkan kekhalifahan islam. Anyway, silahkan lebih banyak membaca sejarah kekhalifahan islam hingga ambruknya Turki Ustmani pada tahun 1900 an. Kenapa dan bagaimana ceritanya. Kita perlu melihat masa lalu untuk mengetahui lebih dalam apa kekurangan di masa lalu dan mempersiapkan yang lebih baik di masa depan.

Tips Mengerjakan Soal SNMPTN, SPMB, TPA, dan Ujian Ujian lain...

Jika saya ditanya tentang tips dan trik mengerjakan seleksi ujian masuk, tentu saya bukan orang yang tepat untuk dimintai pendapat. Saya pun bukan orang yang tepat untuk ditanya terkait pengalaman mengerjakan soal soal seperti SNMPTN, SPMB, Test Potensi Akademik (TPA), atau tes tes yang lain. Tentu saja selain karena saya hanya pernah mengerjakan soal soal diatas sekali atau dua kali, saya pun tidak pernah mendalami atau mengupas secara mendalam soal soal tersebut. Namun, Jika Anda ingin tau bagaimana saya menyikapi soal tersebut secara pribadi, mungkin saya bisa memberikan beberapa tips. Tips ini sesungguhnya bukanlah patokan atau sesuatu yang harus diikuti. Setiap orang punya tips masing-masing, dan jika Anda sudah punya tips sendiri, tentu tidak perlu meniru cara saya. Begini cara saya mengerjakan tes:



1. Awali dengan doa, pasrahkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa.

Jalani semua dengan Bismillah. Sungguh dengan Nama Tuhan, semua bukanlah apa apa. Posisi hati adalah kunci paling penting dalam mengerjakan soal. Jangan pernah Anda merasa bisa atau terlampau percaya diri dengan kemampuan diri Anda sendiri. Jika perlu, posisikan hati untuk menghadapi kemungkinan terburuk. Saya menyebutnya sebagai manage expectation. Kendalikan harapan Anda. Hal ini untuk mengantisipasi hasil yang terburuk. Namun, jangan pernah berhenti berusaha. Kerjakan dengan maksimal. Jawablah setiap pertanyaan dengan sungguh-sungguh. Setelah mengerjakan, tidak perlu bersikap sombong atau merasa bisa walau apabila kita memang benar benar merasa bisa mengerjakan. Tetaplah merasa sama sekali tidak tahu dengan hasil ujian nanti. Jika ditanya orang, sampaikan bahwa Anda telah pasrah dengan keputusan Allah. Apapun hasilnya, itulah yang terbaik menurut Allah. Lagipula, sudah berapa kali kah kita menemui hal yang kita inginkan kita anggap sebagai yang terbaik, namun nyatanya tidak baik? Ujian itu unik. Setiap ujian adalah pengajaran kepada kita sejauh mana level Tawakkal kita kepadaNya. Hamba yang terbaik adalah hamba yang tidak pernah merasa bisa didepan Tuhannya.

2. Isilah semua, jangan ada satu nomor pun yang kosong.

Beruntung kita di Indonesia, bukan di Finland yang semua soal ujiannya adalah Essai. Kita masih menemukan soal pilihan ganda yang masih sangat diandalkan dalam mengetes calon peserta. So, tips saya yang kedua adalah isilah semua pertanyaan dan jangan meninggalkan satu nomorpun secara kosong. Bodo amat jika Anda dihadapkan pada penilaian benar skor 4, salah -1, atau tidak menjawab 0. Anda tidak akan bisa menemui ujian ini lagi dengan cepat. Beberapa ujian bahkan hanya dapat diulang tahun depan. So, bismillah saja. Kerjakan semua dengan menyebut namaNya.

3. Jangan mencontek, kerjakan soal sendiri.

Ada dua jenis orang mencontek. Tipe pertama adalah orang yang mencontek karena tidak percaya diri dengan jawabannya sendiri. Tipe ini melakukan contek mencontek untuk mengoreksi jawabannya sendiri. Ketika dia bertemu dengan orang lain yang menjawab sama, secara harfiah kepercayaan dirinya akan semakin meningkat.

Tipe kedua, orang mencontek karena memang blank. Dia tidak tau harus menjawab apa.

Nah kedua tipe ini jangan Anda lakukan ketika menghadapi ujian. Saya bukan orang suci yang tidak pernah mencontek. Dulu pun saya sering melakukan praktek tersebut. Namun, semakin berumur, saya menyadari bahwa mencontek itu bukanlah kebiasaan yang baik. Mencontek adalah bentuk lain dari menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan.  Pribadi yang terbiasa mencontek, akan bisa dengan mudah menggunakan cara cara kotor di dunia kerja untuk mencapai tujuan pribadinya.

Kunci menghadapi soal adalah dengan kejujuran. Allah SWT akan selalu bersama dengan orang yang jujur. Level Shiddiq (Orang yang jujur) adalah salah satu level manusia tertinggi di masyarakat. Kenapa Indonesia banyak ditemukan korupsi, ya karena tidak ada orang Shiddiq.

4. Setelah ujian selesai, fokuslah pada tawakkal

Nah, saya pribadi paling tidak suka membahas soal ketika ujian selesai. Beberapa orang melakukan hal ini. Alasannya, adalah biar kita bisa memprediksi nilai kita berapa. Salah apakah benar kita dalam mengerjakan soal.

Wah, kalau saya ogah. Ngapain capek capek kita bahas soal yang telah kita kerjakan tadi. Biarlah Allah SWT yang memutuskan hasil ujian nya. Kita hanya perlu menata hati agar senantiasa bertawakkal kepada Allah, termasuk di dalamnya menerima segala kemungkinan terburuk yang bisa terjadi. Seberapa sering kita berencana dan seberapa sering rencana kita meleset? hidup kita itu sudah ada yang punya programnya. Bukan kita kok yang menentukan jalannya hidup kita ini. Jadi, biarlah semua berjalan sesuai kehendakNya. Optimis itu perlu namun jangan jadi sombong.


4 hal tersebut adalah tips dari saya pribadi untuk menghadapi ujian. Lagi lagi, setiap orang punya cara masing masing untuk menghadapi ujian. Anda tidak perlu mengikuti cara saya.

Senin, 07 Mei 2018

Tertib berlalu lintas adalah cermin Budaya Bangsa


Apakah Anda setuju dengan ungkapan tersebut?
Saya, bukan hanya setuju, tapi ingin menambahi kalimat tersebut:

Bukan cuma cermin budaya bangsa, tertib berlalu lintas adalah:
1. Simbol kemapanan dan kedewasaan sebuah bangsa
2. Ciri tingkat kemajuan bangsa.
3. Level tingkat penghormatan masyarakat kepada anggota masyarakat lain.
4. Ketertiban lalu lintas adalah cara menilai apakah bangsa ini sudah hebat atau belum.
5. Tertib berlalu lintas menunjukkan seberapa baik masyarakat memahami agamanya.

Mari kita ulas dari nomor terakhir. Hey, siapa saja. Yang biasa merasa islamnya paling benar, paling baik, atau agamanya sudah paling sesuai dengan tuntunan Allah, bagaimana kalian berkendara? justru gak pake helm? lampu merah di serobot? suka memotong kendaraan lain? kalau itu yang masih kalian lakukan, agama kalian cuma kalian jadikan sampah. Malu-maluin saja. Apakah agama kalian tidak mengajari bagaimana menghormati orang lain? bagaimana mematuhi rambu lalu lintas biar tidak membahayakan diri sendiri maupun orang lain? Saya suka jengah melihat orang berjenggot panjang dan pake baju gamis, tapi naik motor tidak pakai helm. Malu-maluin saja. Gitu masih merasa orang islam terbaik? haloooo....

Bangsa yang hebat bisa dilihat dari bagaimana jalan raya nya. Hal ini mirip, dengan bagaimana kondisi sungai nya. Bangsa yang hebat selalu tertib berlalu lintas. Bisa menekan ego masing masing untuk saling mengalah, tidak memakai bahu jalan, dan mendahulukan yang urgent seperti ambulan dll. Bangsa yang hebat tidak mau memotong kendaraan orang lain. Itu berbahaya buat semua orang termasuk diri sendiri. Bangsa yang hebat tidak akan pernah menerabas palang perlintasan rel kereta api.

Kalau kamu mau belajar menghormati orang lain, mulailah belajar menghormati hak orang lain di jalan raya. Bergantianlah. Jangan mau menang sendiri. Berikan kesempatan orang lain untuk lewat jika lampu sudah kuning. Bull shit jika kamu bilang saya sudah menghormati orang lain kalau yang namanya dibawah rambu dilarang berhenti (S di coret), kalian justru parkir disana. Bull shit kalau kalian malah berkendara beriringan jejer dan malah ngobrol membuat macet jalan di belakangnya. Orang yang menghormati orang lain, akan selalu berhati hati dalam bertingkah polah di jalan raya. Apakah cara berkendaraku tidak mengganggu orang lain? apakah bunyi knalpotku tidak mengganggu orang lain? apakah asap knalpotku tidak mengganggu orang lain?

Bangsa yang maju dengan tingkat pendidikan yang baik, tingkat laka di jalannya tentu rendah. Bagaimana bisa Laka jika semua orang tidak saling salip, menaati aturan kecepatan, dan berkendara secara aman? bangsa yang maju akan malu ketika melakukan pelanggaran lalu lintas, apalagi sampai menyuap aparat penegak hukum untuk bebas dari jeratan hukum. Bangsa yang maju juga tidak akan mau menerima suap pelanggaran lalu lintas.

Lalu lintas yang baik adalah bentuk dari dewasanya masyarakat. Masyarakat yang dewasa akan selalu menjaga ketertiban dan melaksanakan aturan dari pemerintah. Masyarakat yang dewasa akan bersedia mengalah dan antri dengan kendaraan lain. Masyarakat yang dewasa tidak akan dengan mudah membunyikan klakson, ngatain orang di perempatan, atau nyerobot jalur busway.

SO, SAMPAI DIMANA BANGSA KITA KAWAN? MARI LIHATLAH KONDISI JALAN RAYA NYA. BAGAIMANA ORANG ORANG BERLALU LINTAS? JIKA MASIH SANGAT BERANTAKAN, MARI KITA MULAI PADA DIRI KITA SENDIRI. MARI MULAI SALING MENGHORMATI DI JALAN RAYA. JIKA KITA ADALAH ORANG YANG BERAGAMA DENGAN BENAR, TENTU JALANAN AKAN SANGAT TERTIB.

Jumat, 04 Mei 2018

Mungkinkah Teknologi akan menggilas manusia?

Sebuah pertanyaan menggelitik saya hari ini. Seorang cendekiawan di masyarakat, sebut saja begitu, mengatakan bahwa jika tidak segera mengikuti perkembangan zaman, kita akan digilas oleh kemajuan dan perkembangan teknologi.

Pertanyaan mendasar muncul di dalam benak saya. Bisakah teknologi menggilas manusia?

Kalau menurut saya:

Teknologi itu, secanggih apapun, masih buatan manusia.
Walau kini tengah trend teknologi yang mengatakan memiliki kecerdasan, istilah kerennya disebut Artificial Intelegent (AI), tetap saja itu buatan manusia
Teknologi itu produk akibat, bukan produk sebab.

Sekarang lihatlah manusia:

Manusia itu bukan buatan manusia.
Kecerdasan manusia juga bukan dibuat sendiri oleh manusia. Sampai hari ini pun batas maksimal kecerdasan sebuah otak belum bisa terpecahkan.
Jauh sebelum AI diciptakan, manusia adalah the real Inteligent. Pemikiran manusia selalu berkembang, dan semakin banyak yang diketahui manusia dari masa ke masa.
Secanggih apapun AI, dia tidak memiliki berbagai sense yang hanya dimiliki oleh manusia.
Dan, manusia adalah sebab dari teknologi. Bukan akibat.

So please, jangan sebut manusia yang tidak bisa memanfaatkan suatu teknologi sebagai "tergilas oleh teknologi". Justru mungkin karena canggihnya manusia, teknologi tidak bisa merubah manusia tersebut. Tidak mampu menyentuh manusia tadi. Manusia punya hulu ledak masing masing, yang ketika itu diledakkan, teknologi apapun bukan bandingannya. Lagi pula, tidak layak membandingkan produk sebab dengan produk akibat. Sama tidak layaknya dengan membandingkan kapasitas manusia dengan kapasitas Tuhan. Bukankah Tuhan tidak berkapasitas?

#JustOpinion