Sabtu, 21 Juli 2012

Berapakah Umur Sayyidah Aisyah (yang sesungguhnya) saat dinikahi Rasulullah SAW


Umur Sayyidah Aisyah (yang sesungguhnya) saat dinikahi Rasulullah SAW ???






               Berita Syekh Puji (berita tahun 2008) menikahi gadis berusia 12 tahun cukup membuat resah banyak kalangan. Di media dia beralasan salah satunya karena mencontoh Rasulullah yang menikahi Aisyah ketika Aisyah berusia 6 tahun. Sehingga jika Rasulullah menikahi Aisyah yang 6 tahun, tidak bersalah dong kalau dirinya menikahi gadis yang berusia 12 tahun.
        Tulisan ini mencoba meluruskan riwayat pernikahan Rasulullah dengan Aisyah ra. yang telah berabad-abad lamanya diyakini secara tidak rasional. Dan efeknya, orientalis Barat pun memanfaatkan celah argumen data pernikahan ini sebagai alat tuduh terhadap Rasulullah dengan menganggapnya fedofilia. Mari kita buktikan. Secara keseluruhan data-data yang dipaparkan tulisan ini diambil dari hasil riset Dr. M. Syafii Antonio dalam bukunya, Muhammad SAW The Super Leader Super Manager (2007) dan dari tulisan Prof. Dr. Quraish Shihab dalam buku beliau "Islam yang disalah pahami".
        Kualitas Hadits
        Alasan pertama. Hadits terkait umur Aisyah saat menikah tergolong problematis alias dho'if. Beberapa riwayat yang menerangkan tentang pernikahan Aisyah dengan Rasulullah yang bertebaran dalam kitab-kitab Hadits hanya bersumber pada satu-satunya rowi yakni Hisyam bin 'Urwah yang didengarnya sendiri dari ayahnya. Mengherankan mengapa Hisyam saja satu-satunya yang pernah menyuarakan tentang umur pernikahan 'Aisyah r.a tersebut. Bahkan tidak oleh Abu Hurairah ataupun Malik bin Anas. Itu pun baru diutarakan Hisyam tatkala telah bermukim di iraq. Hisyam pindah bermukim ke negeri itu dalam umur 71 tahun.
        Mengenai Hisyam ini, Ya'qub bin Syaibah berkata: "Apa yang dituturkan oleh Hisyam sangat terpercaya, kecuali yang disebutkannya tatkala ia sudah pindah ke Iraq." Syaibah menambahkan, bahwa Malik bin Anas menolak penuturan Hisyam yang dilaporkan oleh penduduk Iraq. (Ibn Hajar Al-Asqalani, Tahzib al-Tahzib. Dar Ihya al-Turats al-Islami, Jilid II, hal. 50) Termaktub pula dalam buku tentang sketsa kehidupan para perawi Hadits, bahwa tatkala Hisyam berusia lanjut ingatannya sangat menurun (Al-Maktabah Al-Athriyah, Jilid 4, hal. 301). Alhasil, riwayat umur pernikahan Aisyah yang bersumber dari Hisyam ibn 'Urwah, tertolak.

        Urutan Peristiwa Kronologis
        Alasan kedua. Terlebih dahulu perlu diketahui peristiwa-peristiwa penting secara kronologis ini:
        Pra-610 M        : Zaman Jahiliyah
        610 M              : Permulaan Wahyu turun
        610 M              : Abu Bakar r.a. masuk Islam
        613 M              : Nabi Muhammad SAW mulai menyiarkan Islam secara terbuka
        615 M              : Umat Islam hijrah I ke Habsyah
        616 M              : Umar bin al-Khattab masuk Islam
        620 M              : Aisyah r.a dinikahkan
        622 M              : Hijrah ke Madinah
        623/624 M        : Aisyah serumah sebagai suami isteri dengan Nabi Muhammad SAW.


        Menurut Al-Thabari, keempat anak Abu Bakar ra. dilahirkan oleh isterinya pada zaman Jahiliyah. Artinya sebelum 610 M.


        Jika 'Aisyah dinikahkan dalam umur 6 tahun berarti 'Aisyah lahir tahun 613 M. Padahal menurut Al-Thabari semua keempat anak Abu Bakar ra. lahir pada zaman Jahiliyah, yaitu sebelum tahun 610. Jadi kalau Aisyah ra. dinikahkan sebelum 620 M, maka beliau dinikahkan pada umur di atas 10 tahun dan hidup sebagai suami isteri dengan Nabi Muhammad SAW dalam umur di atas 13 tahun. Kalau di atas 13 tahun, dalam umur berapa pastinya beliau dinikahkan dan serumah? untuk itu kita perlu menengok kepada kakak perempuan Aisyah ra. yaitu Asma.

        Perhitungan Usia Aisyah
        Menurut Abdurrahman ibn Abi Zannad, "Asma 10 tahun lebih tua dari 'Aisyah ra." (At-Thabari, Tarikh Al-Mamluk, Jilid 4, hal. 50. Tabari meninggal 922 M) Menurut Ibnu Hajar Al-Asqalani, Asma hidup hingga usia 100 tahun dan meninggal tahun 73 atau 74 Hijriyah (Al-Asqalani, Taqrib al-Tahzib, hal. 654). Artinya, apabila Asma meninggal dalam usia 100 tahun dan meninggal pada tahun 73 atau 74 Hijriyah, maka Asma berumur 27 atau 28 tahun pada waktu Hijrah, sehingga Aisyah berumur (27 atau 28) - 10 = 17 atau 18 tahun pada waktu Hijriyah. Dengan demikian berarti Aisyah mulai hidup berumah tangga dengan Nabi Muhammad SAW pada waktu berumur 19 atau 20 tahun.



...

Menurut seorang pakar hadist Ibnu Hajar, beliau menjelaskan bahwa putri Rasul SAW Sayyidah Fatimah Az Zahra dilahirkan ketika Ka'bah dibangun kembali, di kala nabi SAW berusia 35 tahun sebagaimana diriwayatkan juga bahwa Sayyidah Fatimah 5 tahun lebih tua daripada Sayyidah Aisyah. Ini berarti Sayyidah Aisyah lahir bersamaan dengan pertama kali Rasulullah menerima wahyu yakni pada usia beliau 40 tahun. Artinya, pada saat hijrah, Aisyah r.a berumur 13 tahun, dan saat mulai tinggal bersama Rasulullah berusia 14 tahun, bukan 9 tahun. 

Demikian terlihat aneka riwayat menyangkut usia Sayyidah Aisyah ketika menikah dan terbaca juga bahwa riwayat yag menyebut umur beliau sembilan tahun tidak dapat dipertanggungjawabkan kesahihannya. Sungguh tidak wajar jika terdapat kaum muslim yang menjadikan riwayat ini sebagai dasar untuk membolehkan perkawinan usia muda. 

Sementara orientalis yang hidup jauh setelah pernikahan Rasul SAW dengan Aisyah mengajukan kritik bahkan cemoohan bahwa nabi menikahi anak usia muda. Seandainya riwayat ini memang benar, sekali lagi saya sampaikan, seandainya riwayat pernikahan Rasul memang benar, patutlah kita melihat bagaimana struktur budaya pada masa dimana Rasul hidup. Pada masa lampau, sebelum dan pada masa Rasul bahkan beberapa generasi sesudahnya, menikahi perempuan yang seusia dengan anak kandung merupakan sesuatu yang lumrah dalam masyarakat umat manusia. 

Raja Hendri V, leluhur Ratu Elizabeth Ratu Inggris sekitar 500 tahun yang lalu menikah dengan enam orang gadis yang muda muda. Bahkan hingga beberapa tahun yang lalu di Spanyol dan Portugis, juga di beberapa pegunungan di Amerika Serikat, perkawinan dengan gadis gadis muda masih berlaku. 

Sastrawan dan filsuf Mesir kontemporer Anis Manshur (1924-2011) mengutip uraian Nena Benton tentang Cinta dan Orang orang Spanyol bahwa pada abad XII dan XIII masyarakat sudah biasa mengawinkan anak anak lelaki mereka pada usia sangat muda. Ini karena para tuan tanah merampas anak anak kecil dan mempekerjakan mereka tanpa imbalan. Agaknya kebiasaan masyarakat Arab masa lalu itu - mengawinkan putri putri mereka yang masih kecil - disebabkan kekhawatiran anak perempuan mereka terlantar atau diperkosa akibat perang antarsuku. Dengan mengawinkan mereka sejak kecil maka perlindungan atas mereka dari suami dan suku suaminya akan bertambah. Ini pun sekali lagi jika memang riwayat pernikahan Rasul dengan sayyidah Aisyah benar sahih yang sebelumnya telah kita ketahui bersifat lemah. 

Wallahua'lam bishowab.
     
  

Tidak ada komentar: