Sabtu, 21 Juli 2012

Definisi Tidak Mungkin


“Definisi tidak mungkin….”
Banyak orang mendefinisikan tidak mungkin sebagai sesuatu yang tidak mungkin kita capai karena berbagai keterbatasan kita. Keterbatasan ini bisa berupa banyak hal. Bisa kekurangan fisik, bisa kekurangan finansial, bisa kekurangan jalan untuk melaksanakannya, bisa pula tidak adanya sarana dan prasarana.


Sebagian orang justru mendefinisikan tidak mungkin sebagai sesuatu yang belum ada sekarang. Akan banyak orang yang berkata tidak mungkin andaikan kita sekarang berkata bahwa manusia bisa memutar balik waktu alias bisa menjadi time traveler. Definisi ini tentu saja bukanlah definisi yang kita suka. Secara harfiah, manusia suka sekali mencoba hal baru dan ingin selalu mewujudkan mimpinya apapun mimpi tersebut. Para penemu kelas dunia telah membuktikan hal itu. Mereka menemukan sesuatu yang pada zamannya disebut sebagai “tidak mungkin”. Hal tersebut tentu saja mematahkan anggapan bahwa tidak mungkin adalah hal yang belum ada di zaman tersebut.

Apapun yang anda anggap mutlak, bisa jadi itu tidak mutlak lagi tahun depan. Apapun yang anda anggap benar, bisa jadi itu tidak benar lagi tahun depan. Oleh karena itulah orang bijak selalu berkata Kebenaran sejati hanyalah milik Allah SWT. Walau saat ini didukung oleh seratus ribu suara, belum tentu esok satu suarapun mau mendukung.

Lalu apakah definisi tidak mungkin? Kalau memang segala sesuatu mungkin, kenapa kata kata tersebut harus ada di kamus besar bahasa indonesia?

Kapankah kita benar-benar pantas menggunakan tidak mungkin.
Saya ambil contoh sederhana, Anda yang menilai apakah hal ini benar benar layak untuk dinilai sebagai sebuah ketidak mungkinan.

Ada seorang anak kecil yang punya penyakit tumor ganas stadium IV. Dokter memvonis anak ini hanya berumur 4 bulan. Tidak ada jalan keluar bagi anak ini secara medis dan teknologi medis juga belum memiliki alat yang dapat dipakai untuk menyembuhkan dia. Pertanyaannya, apakah dia tidak mungkin lagi untuk hidup? Sepertinya jawabannya mudah sekali ditebak. Semua orang pasti setuju kalau anak ini masih punya kesempatan dan kemungkinan hidup. Kemungkinan itu tetap ada  walaupun hanya dengan turunnya sebuah mukjizat. (Ada yang kurang sependapat?)

Seorang pelajar yang tidak pernah belajar mengikuti ujian nasional. Dia mengerjakan soal soal ujian dengan sangat sangat ngawur. Tidak ada yang dia mengerti sehingga tak satupun soal dia jawab dengan berpikir. Semua jawaban dia menggunakan ilmu hitung kancing. Apakah dia bisa dinyatakan tidak mungkin untuk lulus?

Tentu saja tidak. Dia masih sangat sangat mungkin untuk lulus. Tidak ada yang bisa menjamin anak itu bukanlah orang-orang beruntung yang ketiban komputer korektor yang lagi eror sehingga semua jawaban bisa menjadi benar.

Sepertinya tidak ada kasus yang benar benar kita klaim sebagai kasus ketidak mungkinan. Anda mungkin saja bisa menemukan satu kasus yang benar benar bagus yang mungkin bisa membuat saya berkata hal tersebut tidak mungkin, namun kata – kata tidak mungkin saya akan saya tambah dengan kalimat “untuk saat ini”. Tidak mungkin untuk saat ini, namun mungkin untuk saat yang akan datang. Ada kemungkinan tidak terbatas yang menunggu kita di depan.

Apakah benar tidak ada yang tidak mungkin?sepertinya dari uraian di atas sudah terlihat jelas bahwa segala sesuatu mungkin. Ada faktor campur tangan Tuhan yang membuat segala sesuatu mungkin. Yang hitam bisa jadi putih. Dan yang putih jadi banyak. (lho kq?)

Lalu, kalau memang tidak ada yang tidak  mungkin, kenapa kita seringkali meremehkan orang lain?(kita?lho aja kale’ gue enggak)…

Kenapa kita seringkali berkata dalam hati bahwa orang tersebut gila. Orang tersebut tidak masuk akal. Orang tersebut tidak rasional. Bla bla bla

Kenapa kita sering meremehkan cita cita orang lain?

Obama anak menteng dulu ditertawakan di kelas. Dia ditanya mau jadi apa dia kalau besar nanti. Obama berkata dengan lantang bahwa dia akan menjadi presiden. Sang guru menahan tawa dan dengan mudahnya meremehkan cita – cita anak ini. Saya mungkin juga akan menjadi salah seorang yang tertawa kalau hidup pada zaman tersebut. Kenapa?bayangkan, orang kulit hitam dekil bermimpi untuk memimpin negara adidaya yang multi kultur, dipenuhi kulit putih, yang sepanjang beberapa puluh dekade tidak pernah tercatat satupun presidennya merupakan kulit hitam!(ck..ck..ck, seperti mustahil)

Namun siapa yang menyangka obama akan benar benar mengunjungi lagi Indonesia sebagai seorang presiden Amerika? Bahkan gurunya yang dulu menertawakannya pun pasti tidak tahu mau ngomong apa ke Obama.

Tidak ada yang tidak mungkin. So, buka hati kita bersama untuk menerima segala kemungkinan itu. Siapa saja berhak untuk memperbaiki hidupnya. Yang dulu langit bisa saja jadi bumi pada hari yang berbeda. Yang dulu menang bisa langsung kalah beberapa saat setelah menang. Tidak ada jaminan semua akan patuh pada hukum logika. Tidak ada jaminan bahwa yang pintar di sekolah akan lebih baik hidupnya. Tidak ada yang bisa menjamin bahwa tulisan ini akan Anda setujui sepenuhnya.

Tidak ada komentar: