“Definisi tidak mungkin….”
Banyak orang mendefinisikan
tidak mungkin sebagai sesuatu yang tidak mungkin kita capai karena berbagai
keterbatasan kita. Keterbatasan ini bisa berupa banyak hal. Bisa kekurangan
fisik, bisa kekurangan finansial, bisa kekurangan jalan untuk melaksanakannya,
bisa pula tidak adanya sarana dan prasarana.
Sebagian orang justru
mendefinisikan tidak mungkin sebagai sesuatu yang belum ada sekarang. Akan
banyak orang yang berkata tidak mungkin andaikan kita sekarang berkata bahwa
manusia bisa memutar balik waktu alias bisa menjadi time traveler. Definisi ini
tentu saja bukanlah definisi yang kita suka. Secara harfiah, manusia suka
sekali mencoba hal baru dan ingin selalu mewujudkan mimpinya apapun mimpi
tersebut. Para penemu kelas dunia telah membuktikan hal itu. Mereka menemukan
sesuatu yang pada zamannya disebut sebagai “tidak mungkin”. Hal tersebut tentu
saja mematahkan anggapan bahwa tidak mungkin adalah hal yang belum ada di zaman
tersebut.
Apapun yang anda anggap
mutlak, bisa jadi itu tidak mutlak lagi tahun depan. Apapun yang anda anggap
benar, bisa jadi itu tidak benar lagi tahun depan. Oleh karena itulah orang
bijak selalu berkata Kebenaran sejati hanyalah milik Allah SWT. Walau saat ini
didukung oleh seratus ribu suara, belum tentu esok satu suarapun mau mendukung.
Lalu apakah definisi tidak
mungkin? Kalau memang segala sesuatu mungkin, kenapa kata kata tersebut harus
ada di kamus besar bahasa indonesia?
Kapankah kita benar-benar
pantas menggunakan tidak mungkin.
Saya ambil contoh sederhana,
Anda yang menilai apakah hal ini benar benar layak untuk dinilai sebagai sebuah
ketidak mungkinan.
Ada seorang anak kecil yang
punya penyakit tumor ganas stadium IV. Dokter memvonis anak ini hanya berumur 4
bulan. Tidak ada jalan keluar bagi anak ini secara medis dan teknologi medis
juga belum memiliki alat yang dapat dipakai untuk menyembuhkan dia.
Pertanyaannya, apakah dia tidak mungkin lagi untuk hidup? Sepertinya jawabannya
mudah sekali ditebak. Semua orang pasti setuju kalau anak ini masih punya
kesempatan dan kemungkinan hidup. Kemungkinan itu tetap ada walaupun hanya dengan turunnya sebuah
mukjizat. (Ada yang kurang sependapat?)
Seorang pelajar yang tidak
pernah belajar mengikuti ujian nasional. Dia mengerjakan soal soal ujian dengan
sangat sangat ngawur. Tidak ada yang dia mengerti sehingga tak satupun soal dia
jawab dengan berpikir. Semua jawaban dia menggunakan ilmu hitung kancing.
Apakah dia bisa dinyatakan tidak mungkin untuk lulus?
Tentu saja tidak. Dia masih
sangat sangat mungkin untuk lulus. Tidak ada yang bisa menjamin anak itu
bukanlah orang-orang beruntung yang ketiban komputer korektor yang lagi eror
sehingga semua jawaban bisa menjadi benar.
Sepertinya tidak ada kasus
yang benar benar kita klaim sebagai kasus ketidak mungkinan. Anda mungkin saja
bisa menemukan satu kasus yang benar benar bagus yang mungkin bisa membuat saya
berkata hal tersebut tidak mungkin, namun kata – kata tidak mungkin saya akan
saya tambah dengan kalimat “untuk saat ini”. Tidak mungkin untuk saat ini,
namun mungkin untuk saat yang akan datang. Ada kemungkinan tidak terbatas yang
menunggu kita di depan.
Apakah benar tidak ada yang
tidak mungkin?sepertinya dari uraian di atas sudah terlihat jelas bahwa segala
sesuatu mungkin. Ada faktor campur tangan Tuhan yang membuat segala sesuatu
mungkin. Yang hitam bisa jadi putih. Dan yang putih jadi banyak. (lho kq?)
Lalu, kalau memang tidak ada
yang tidak mungkin, kenapa kita
seringkali meremehkan orang lain?(kita?lho aja kale’ gue enggak)…
Kenapa kita seringkali berkata
dalam hati bahwa orang tersebut gila. Orang tersebut tidak masuk akal. Orang
tersebut tidak rasional. Bla bla bla
Kenapa kita sering meremehkan
cita cita orang lain?
Obama anak menteng dulu
ditertawakan di kelas. Dia ditanya mau jadi apa dia kalau besar nanti. Obama
berkata dengan lantang bahwa dia akan menjadi presiden. Sang guru menahan tawa
dan dengan mudahnya meremehkan cita – cita anak ini. Saya mungkin juga akan
menjadi salah seorang yang tertawa kalau hidup pada zaman tersebut. Kenapa?bayangkan,
orang kulit hitam dekil bermimpi untuk memimpin negara adidaya yang multi
kultur, dipenuhi kulit putih, yang sepanjang beberapa puluh dekade tidak pernah
tercatat satupun presidennya merupakan kulit hitam!(ck..ck..ck, seperti
mustahil)
Namun siapa yang menyangka
obama akan benar benar mengunjungi lagi Indonesia sebagai seorang presiden
Amerika? Bahkan gurunya yang dulu menertawakannya pun pasti tidak tahu mau
ngomong apa ke Obama.
Tidak ada yang tidak mungkin.
So, buka hati kita bersama untuk menerima segala kemungkinan itu. Siapa saja
berhak untuk memperbaiki hidupnya. Yang dulu langit bisa saja jadi bumi pada
hari yang berbeda. Yang dulu menang bisa langsung kalah beberapa saat setelah
menang. Tidak ada jaminan semua akan patuh pada hukum logika. Tidak ada jaminan
bahwa yang pintar di sekolah akan lebih baik hidupnya. Tidak ada yang bisa
menjamin bahwa tulisan ini akan Anda setujui sepenuhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar