Sebuah pertanyaan pembuka dalam seminar pengusaha bersama Bapak Chairul Tandjung ini menggelitik hati saya. Pada waktu itu, jawaban beliau, jika saya tidak salah dengar dan memahami, adalah bisa keduanya.
Pengusaha itu bisa saja dilahirkan, karena memang berbakat kesana, namun bisa juga dibuat, ditempa oleh lingkungan dan diasah oleh orang orang disekitarnya.
Tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada beliau dengan jawabannya,
Menurut hemat saya, sejauh pemahaman yang telah saya terima, berdasarkan pengalaman hidup selama 28 tahun ini, semua orang (termasuk pengusaha) are born (dilahirkan).
Saya berpandangan tidak ada yang namanya dibuat oleh lingkungan, orang sekitar, atau keadaan. Kenapa? karena semua yang barusaja saya sebutkan, lingkungan, orang sekitar, dan juga keadaan, adalah dilahirkan pula.
Apakah kita pernah meminta lingkungan dimana kita hidup sekarang? apakah kita pernah meminta kenal dengan orang sekitar kita sekarang? atau apakah kita pernah minta keadaan yang kita alami sekarang?
Semua sudah disiapkan oleh Tuhan. Bahkan, sebelum kita lahir, guru kita sudah dididik di bangku sekolah, persiapan untuk mengajar kita nanti. Sebelum kita lahir, orang tua kita sudah disiapkan dan dididik dengan lingkungan mereka masing masing, yang juga telah disiapkan oleh Tuhan.
Bahkan Nur Muhammad telah disiapkan sebelum semua manusia dilahirkan.
Sekolah-sekolah kita telah didirikan sebelum kita wajib sekolah. Semua itu born. Diciptakan terlebih dahulu oleh Tuhan.
Bagi sebagian orang mungkin mengatakan. Ya, kan kita yang pilih mau sekolah kemana, mau ketemu siapa di jalan, mau kenalan sama siapa.
Bagi saya, Iya memang itu kita yang pilih. Terlihat bebas. Terlihat tergantung tindakan kita. Tergantung pilihan kita.
Namun, apakah terlihat sama di mata Allah? hemat saya tidak. Allah Maha Mengetahui. Bahkan, sebelum kita memilih, Allah telah tahu pilihan kita akan jatuh kemana. Kenapa? karena Allah Tuhan kita. Ibarat sebuah program, Allah adalah programmer nya. Tidak mungkin program berjalan diluar kehendak programmer nya. Artinya, kita sebagai program sudah pasti menjalankan apa yang diprogramkan. Bedanya, kita punya free will. Kehendak bebas. Kehendak ini, ditataran pemahaman kita, akan terlihat seperti seolah olah kita yang melakukannya, kita yang memilih nya.
Saya sering menggunakan perumpamaan ini. Pernahkah Anda melihat siaran ulang pertandingan bola? Allah sebagai Tuhan kita, walau tentu tidak tepat sebagai perumpamaan, mungkin bisa diumpakan sedang menonton ulang siaran tersebut. Kita? kita adalah pemain bola nya. Kita tidak tahu siapa yang menang. Tugas kita hanya bertanding sebaik baiknya. Kenapa bisa demikian? dimensi makhluk adalah terikat ruang dan waktu 'sekarang' atau saat ini. Sedangkan Dia, Allah, tidak terikat dengan dimensi tersebut. Bagaimana mungkin Allah terikat dengan sesuatu yang Dia ciptakan? bukankah ruang dan waktu juga merupakan ciptaan Beliau?
Jakarta, 28 Juni 2017
Rabu, 28 Juni 2017
Selasa, 27 Juni 2017
Download buku Ustad Abdul Somad. Lc, MA
Berikut 2 buku yang telah beliau tulis. Semoga menjadi amal jariyah yang diterima Allah untuk beliau.
77 tanya jawab seputar Sholat
37 masalah populer
sang empu kitab yaitu Ustad Abdul Shomad Lc, MA sudah mempersilahkan siapa saja untuk download dan berbagi. Mohon info dari siapapun jika yang bersangkutan berubah pikiran dan tidak mengijinkan hal tsb, insyaAllah link download nya akan saya matikan.
Semoga bermanfaat buat kedewasaan kita dalam beragama islam di Indonesia.
Aamiin.
Berikut daftar isi buku 37 Masalah Populer:
77 tanya jawab seputar Sholat
37 masalah populer
sang empu kitab yaitu Ustad Abdul Shomad Lc, MA sudah mempersilahkan siapa saja untuk download dan berbagi. Mohon info dari siapapun jika yang bersangkutan berubah pikiran dan tidak mengijinkan hal tsb, insyaAllah link download nya akan saya matikan.
Semoga bermanfaat buat kedewasaan kita dalam beragama islam di Indonesia.
Aamiin.
Berikut daftar isi buku 37 Masalah Populer:
- Ikhtilaf dan Mazhab
- Bid’ah
- Memahami Ayat dan Hadits Mutasyabihat
- Beramal Dengan Hadits Dha’if
- Isbal
- Jenggot
- Kesaksian Untuk Jenazah
- Merubah Dhamir (Kata Ganti) Pada Kalimat “Allahummaghfir lahu”
- Duduk di Atas Kubur
- Azab Kubur Talqin Mayat
- Amal Orang Hidup Untuk Orang Yang Sudah Wafat
- Bacaan al-Qur’an Untuk Mayat
- Membaca alQur’an di Sisi Kubur
- Keutamaan Surat Yasin
- Membaca al-Qur’an Bersama
- Tawassul
- Khutbah Idul Fithri dan Idul Adha
- Shalat di Masjid Ada Kubur
- Doa Qunut Pada Shalat Shubuh
- Shalat Qabliyah Jum’at
- Bersalaman Setelah Shalat
- Zikir Jahr Setelah Shalat
- Berdoa Setelah Shalat
- Doa Bersama
- Berzikir Menggunakan Tasbih
- Mengangkat Tangan Ketika Berdoa
- Mengusap Wajah Setelah Berdoa
- Malam Nishfu Sya’ban
- ‘Aqiqah Setelah
- Dewasa
- Memakai Emas Bagi Laki-Laki
- Poto
- Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw
- Benarkah Ayah dan Ibu Nabi Kafir?
- as-Siyadah (Mengucapkan “Sayyidina Muhammad Saw”)
- Salaf dan Salafi
- Syi’ah.
Kenapa ada orang yang sangat taat kepada Allah tapi tidak kaya?
Sahabat,
Perlu diketahui bahwa tidak semua pertanyaan bisa mengantarkan kita kepada jawaban. Beberapa pertanyaan, merupakan pertanyaan yang salah, tidak pada tempatnya, atau pertanyaan jebakan, yang menghubungkan sesuatu yang seharusnya tidak berhubungan. Contoh: pilih mana pemimpin muslim tapi korupsi atau pemimpin non muslim tapi jujur? ini pertanyaan konyol. Tidak ada pemimpin muslim yang korupsi, jika dia benar seorang muslim, dia adalah orang yang paling takut dengan Allah. Jika ada orang muslim yang korupsi, berarti dia bukan muslim. Orang munafiq lah ia. Bukan dari golongan orang muslim.
Bahkan, beberapa pertanyaan tidak membutuhkan jawaban. Kenapa? karena jawaban hanya akan mendangkalkan jawaban pertanyaan. Ketika kita dimabuk cinta, apa jawaban yang paling tepat ketika ditanya seberapa dalam cinta saya kepadamu? jawaban apapun yang aku berikan, tidak bisa menggambarkan apa yang aku rasakan. Jika saya berkata sedalam palung lautan yang paling dalam, berarti cintaku masih terukur. Padahal, cintaku tidak terukur bahkan oleh ruang dan waktu. Itulah contoh jawaban yang hanya akan mendangkalkan dalamnya pertanyaan.
Kembali kepada pertanyaan, Kenapa ada orang yang sangat taat kepada Allah tapi tidak kaya?
Hal ini mirip dengan pertanyaan, Kenapa para profesor tidak semua nya kaya raya? padahal orang lulusan SD banyak yang sukses jadi pengusaha?
Nah, mungkin Anda sudah menemukan jawaban pertanyaan pertama, dari pertanyaan kedua yang saya lontarkan.
Ya, tidak ada kaitan/ korelasi/ hubungan antara iman dan taqwa seseorang dengan banyaknya harta.
Sama dengan tidak ada korelasi antara pintarnya seseorang dengan kaya raya nya ia. Banyak sekali orang bodoh di dunia ini yang kaya raya. Kerjaannya sepele, simple, tapi dia kaya nya minta ampun. Ada juga orang bodoh yang kaya raya karena nenek moyangnya sudah terlanjur kaya, sehingga dibuat foya foya pun hartanya masih menggila.
Terkait iman dan taqwa serta hubungannya dengan kekayaan, silahkan tengok para nabi. Siapa yang masih menyangsikan iman dan taqwa para nabi? mereka mendapat wahyu langsung dari Allah. Namun, tidak semua nabi kaya raya. Banyak nabi yang miskin. Nabi Sulaiman memang kaya, tapi jangan lupa ada nabi Ayyub yang juga miskin walaupun sebelumnya kaya. Apakah kita bisa mengatakan nabi Ayyub kurang iman dan taqwanya?
Lihatlah sahabat nabi. Hanya beberapa sahabat yang terkenal sangat kaya raya, yang lain biasa biasa saja bahkan cenderung miskin. Ada Abdurrahman bin Auf dan Ustman bin Affan yang kaya rayanya luar biasa. Lantas, kemana sahabat lain? ternyata mereka tidak kaya. Bahkan cenderung miskin.
Walau demikian, perlu dicatat bahwa ukuran miskin sangat relatif. Kata-kata ini sangat bervariasi maknanya. Ada orang kaya hartanya, namun miskin jiwa nya karena tidak mau berbagi dengan siapapun. Ada orang miskin hartanya, namun kaya jiwanya karena tidak pernah menolak ketika diminta oleh orang lain.
Dalam artian ini, istilah "miskin" untuk orang muslim adalah miskin yang cukup. Cukup itu pun relatif. Ada orang yang cukup makan 2x sehari. Ada orang yang cukup dengan makan 3x sehari. Ada orang yang merasa cukup walau makan hanya sekali dalam 2 hari. Setidak tidaknya, orang dengan iman dan taqwa yang tinggi tidak pernah meminta minta kepada selain Allah. Mereka memiliki sifat sabar dan qanaah. Ridho dengan segala ketentuan Allah. Mereka tetap giat berusaha dan bekerja sepanjang hari tanpa melupakan kewajiban utama untuk beribadah kepada Allah.
Kaya dan miskin adalah takdir. Sudah tertulis di Lauh Mahfudz. Jangan sekali kali berharap dengan beribadah maka dunia kita akan baik dan kita menjadi kaya. Jangan berdagang amal ibadah kita. Cukuplah Allah yang mencukupi segala kebutuhan kita karena memang hidup ini ikut programnya Gusti Allah. Kita terlahir di dunia juga tidak pernah meminta apapun. Artinya, yang Maha Hidup yang menghidupkan kita telah memiliki rencana untuk kita dari lahir sampai kemudian mati.
Tugas kita hanyalah berusaha karena usaha adalah perintah Allah. Masalah hasil, berhasil atau tidak, itu bukan urusan kita. InsyaAllah dalam artikel lain saya akan tulis pandangan saya lebih jauh terkait takdir Allah, berdasarkan pengamatan dan apa yang saya pelajari selama ini.
Pembaca yang tidak setuju dengan pendapat saya dalam artikel ini, sah sah saja, Ini hanyalah pandangan saya pribadi, bukan mewakili pandangan siapa siapa. Bukan pandangan ulama, apalagi mewakili pandangan umat islam. Kita semua sedang berproses menuju kesejatian diri.
Jakarta, 27 Juni 2017
Perlu diketahui bahwa tidak semua pertanyaan bisa mengantarkan kita kepada jawaban. Beberapa pertanyaan, merupakan pertanyaan yang salah, tidak pada tempatnya, atau pertanyaan jebakan, yang menghubungkan sesuatu yang seharusnya tidak berhubungan. Contoh: pilih mana pemimpin muslim tapi korupsi atau pemimpin non muslim tapi jujur? ini pertanyaan konyol. Tidak ada pemimpin muslim yang korupsi, jika dia benar seorang muslim, dia adalah orang yang paling takut dengan Allah. Jika ada orang muslim yang korupsi, berarti dia bukan muslim. Orang munafiq lah ia. Bukan dari golongan orang muslim.
Bahkan, beberapa pertanyaan tidak membutuhkan jawaban. Kenapa? karena jawaban hanya akan mendangkalkan jawaban pertanyaan. Ketika kita dimabuk cinta, apa jawaban yang paling tepat ketika ditanya seberapa dalam cinta saya kepadamu? jawaban apapun yang aku berikan, tidak bisa menggambarkan apa yang aku rasakan. Jika saya berkata sedalam palung lautan yang paling dalam, berarti cintaku masih terukur. Padahal, cintaku tidak terukur bahkan oleh ruang dan waktu. Itulah contoh jawaban yang hanya akan mendangkalkan dalamnya pertanyaan.
Kembali kepada pertanyaan, Kenapa ada orang yang sangat taat kepada Allah tapi tidak kaya?
Hal ini mirip dengan pertanyaan, Kenapa para profesor tidak semua nya kaya raya? padahal orang lulusan SD banyak yang sukses jadi pengusaha?
Nah, mungkin Anda sudah menemukan jawaban pertanyaan pertama, dari pertanyaan kedua yang saya lontarkan.
Ya, tidak ada kaitan/ korelasi/ hubungan antara iman dan taqwa seseorang dengan banyaknya harta.
Sama dengan tidak ada korelasi antara pintarnya seseorang dengan kaya raya nya ia. Banyak sekali orang bodoh di dunia ini yang kaya raya. Kerjaannya sepele, simple, tapi dia kaya nya minta ampun. Ada juga orang bodoh yang kaya raya karena nenek moyangnya sudah terlanjur kaya, sehingga dibuat foya foya pun hartanya masih menggila.
Terkait iman dan taqwa serta hubungannya dengan kekayaan, silahkan tengok para nabi. Siapa yang masih menyangsikan iman dan taqwa para nabi? mereka mendapat wahyu langsung dari Allah. Namun, tidak semua nabi kaya raya. Banyak nabi yang miskin. Nabi Sulaiman memang kaya, tapi jangan lupa ada nabi Ayyub yang juga miskin walaupun sebelumnya kaya. Apakah kita bisa mengatakan nabi Ayyub kurang iman dan taqwanya?
Lihatlah sahabat nabi. Hanya beberapa sahabat yang terkenal sangat kaya raya, yang lain biasa biasa saja bahkan cenderung miskin. Ada Abdurrahman bin Auf dan Ustman bin Affan yang kaya rayanya luar biasa. Lantas, kemana sahabat lain? ternyata mereka tidak kaya. Bahkan cenderung miskin.
Walau demikian, perlu dicatat bahwa ukuran miskin sangat relatif. Kata-kata ini sangat bervariasi maknanya. Ada orang kaya hartanya, namun miskin jiwa nya karena tidak mau berbagi dengan siapapun. Ada orang miskin hartanya, namun kaya jiwanya karena tidak pernah menolak ketika diminta oleh orang lain.
Dalam artian ini, istilah "miskin" untuk orang muslim adalah miskin yang cukup. Cukup itu pun relatif. Ada orang yang cukup makan 2x sehari. Ada orang yang cukup dengan makan 3x sehari. Ada orang yang merasa cukup walau makan hanya sekali dalam 2 hari. Setidak tidaknya, orang dengan iman dan taqwa yang tinggi tidak pernah meminta minta kepada selain Allah. Mereka memiliki sifat sabar dan qanaah. Ridho dengan segala ketentuan Allah. Mereka tetap giat berusaha dan bekerja sepanjang hari tanpa melupakan kewajiban utama untuk beribadah kepada Allah.
Kaya dan miskin adalah takdir. Sudah tertulis di Lauh Mahfudz. Jangan sekali kali berharap dengan beribadah maka dunia kita akan baik dan kita menjadi kaya. Jangan berdagang amal ibadah kita. Cukuplah Allah yang mencukupi segala kebutuhan kita karena memang hidup ini ikut programnya Gusti Allah. Kita terlahir di dunia juga tidak pernah meminta apapun. Artinya, yang Maha Hidup yang menghidupkan kita telah memiliki rencana untuk kita dari lahir sampai kemudian mati.
Tugas kita hanyalah berusaha karena usaha adalah perintah Allah. Masalah hasil, berhasil atau tidak, itu bukan urusan kita. InsyaAllah dalam artikel lain saya akan tulis pandangan saya lebih jauh terkait takdir Allah, berdasarkan pengamatan dan apa yang saya pelajari selama ini.
Pembaca yang tidak setuju dengan pendapat saya dalam artikel ini, sah sah saja, Ini hanyalah pandangan saya pribadi, bukan mewakili pandangan siapa siapa. Bukan pandangan ulama, apalagi mewakili pandangan umat islam. Kita semua sedang berproses menuju kesejatian diri.
Jakarta, 27 Juni 2017
Senin, 26 Juni 2017
Ilmu yang paling UTAMA
Jika ada yang bertanya ilmu apa yang paling utama di dunia ini. Maka saya akan dengan tegas mengatakan; Ilmu Agama.
Kok bisa?
Coba sebutkan satu masalah saja yang lahir bukan karena kedangkalan tingkat ilmu agama. Semua masalah di dunia ini lahir karena kurangnya ilmu agama. Walau demikian, masalah juga sering lahir karena ilmu yang telah di dapat, tidak di aplikasikan dengan sempurna. Saya tidak tahu bagaimana ajaran agama lain, namun di agama saya, islam, semua masalah bisa dijawab dengan agama.
Masalah Diri Sendiri ---> Cukup tauladani pribadi Rasul dalam segala hal, masalah mungkin tetap akan timbul karena tidak ada orang yang tidak punya masalah, namun cara pandang kita akan sangat lain dalam menyikapinya.
Masalah rumah tangga ---> ikuti cara Rasul memimpin Rumah tangga baik pada saat monogami maupun poligami. Apakah kita sudah tau bagaimana Rasul berumah tangga?
Masalah bertetangga ----> Ikuti Rasul dalam memuliakan tetangga. Apakah kita sudah mempraktekkannya dengan tetangga kita?
Masalah politik dan bernegara ----> Ikuti Rasul dalam memimpin Madinah. Apakah negara kita didirikan atas semangat mencontoh Rasul?
Masalah sosial ----> Ikuti Rasul dalam bermuamalah. Apakah baru ibadah saja yang kita contoh? bermuamalah tidak?
Masalah peperangan ---> Ikuti Rasul dalam adab dan alasan beliau berperang. Tahukah kita perang apa saja yang dilalui Rasul dan kenapa Beliau melakukannya?
Masalah hukum ---> Ikuti hukum Al Quran dan RasulNya. Apakah hukum di Indonesia merujuk pada keduanya atau malah mengadopsi hukum dari barat.
Beberapa contoh kasus:
murid malas belajar: Agama islam sangat memuliakan orang yang berilmu.
pencurian/ perampokan: Agama islam melarang manusia mengambil yang bukan haknya.
bunuh diri: Agama islam melarang manusia membunuh dirinya sendiri.
demo minta kenaikan upah: Rasul mengajarkan untuk memiliki sifat sabar, qanaáh, namun tanpa melepas usaha yang sungguh sungguh.
gagal lulus uan: Agama islam melarang umatnya berputus asa dari Rahmat Allah. Masih banyak jalan menuju roma.
korupsi: mengambil hak orang lain, potong tangan di Islam. Bahkan salah satu ormas setuju hukum mati.
konflik etnis: semua manusia sama di hadapan Allah yang membedakan hanyalah iman dan taqwa.
indonesia miskin penemuan: Agama islam menantang manusia menembus langit agar terus belajar dan berguna bagi sesama.
ketimpangan ekonomi: agama islam sangat menganjurkan berbagi kepada sesama melalui zakat, sedekah, infaq, dll. Bayangkan kalau zakat di Indonesia dapat dikelola secara baik dan profesional oleh satu lembaga sentral.
Penjelasan masalah di atas memang tidak sesederhana tulisan saya. Namun, sampai dengan hari ini, yang saya pahami adalah semua terjadi karena kurangnya ilmu Agama. Jika ilmu agama mantap, didukung oleh manusianya bersedia mengamalkan, inshaAllah masalah akan datang sebagai wajah yang berbeda. Masalah pasti masih akan ada, namun dengan agama, manusia bisa memecahkannya dengan sangat baik.
Lagi-lagi, jika Anda memiliki pendapat atau pandangan lain, itu sah sah saja. Ini kan blog saya masa saya menulis pendapat dan pandangan Anda. Silahkan menulis pendapat Anda di kolom komentar ya. Jangan lupa saya, Anda, dan kita semua masih terus berproses untuk mencari yang sejati.
Kok bisa?
Coba sebutkan satu masalah saja yang lahir bukan karena kedangkalan tingkat ilmu agama. Semua masalah di dunia ini lahir karena kurangnya ilmu agama. Walau demikian, masalah juga sering lahir karena ilmu yang telah di dapat, tidak di aplikasikan dengan sempurna. Saya tidak tahu bagaimana ajaran agama lain, namun di agama saya, islam, semua masalah bisa dijawab dengan agama.
Masalah Diri Sendiri ---> Cukup tauladani pribadi Rasul dalam segala hal, masalah mungkin tetap akan timbul karena tidak ada orang yang tidak punya masalah, namun cara pandang kita akan sangat lain dalam menyikapinya.
Masalah rumah tangga ---> ikuti cara Rasul memimpin Rumah tangga baik pada saat monogami maupun poligami. Apakah kita sudah tau bagaimana Rasul berumah tangga?
Masalah bertetangga ----> Ikuti Rasul dalam memuliakan tetangga. Apakah kita sudah mempraktekkannya dengan tetangga kita?
Masalah politik dan bernegara ----> Ikuti Rasul dalam memimpin Madinah. Apakah negara kita didirikan atas semangat mencontoh Rasul?
Masalah sosial ----> Ikuti Rasul dalam bermuamalah. Apakah baru ibadah saja yang kita contoh? bermuamalah tidak?
Masalah peperangan ---> Ikuti Rasul dalam adab dan alasan beliau berperang. Tahukah kita perang apa saja yang dilalui Rasul dan kenapa Beliau melakukannya?
Masalah hukum ---> Ikuti hukum Al Quran dan RasulNya. Apakah hukum di Indonesia merujuk pada keduanya atau malah mengadopsi hukum dari barat.
Beberapa contoh kasus:
murid malas belajar: Agama islam sangat memuliakan orang yang berilmu.
pencurian/ perampokan: Agama islam melarang manusia mengambil yang bukan haknya.
bunuh diri: Agama islam melarang manusia membunuh dirinya sendiri.
demo minta kenaikan upah: Rasul mengajarkan untuk memiliki sifat sabar, qanaáh, namun tanpa melepas usaha yang sungguh sungguh.
gagal lulus uan: Agama islam melarang umatnya berputus asa dari Rahmat Allah. Masih banyak jalan menuju roma.
korupsi: mengambil hak orang lain, potong tangan di Islam. Bahkan salah satu ormas setuju hukum mati.
konflik etnis: semua manusia sama di hadapan Allah yang membedakan hanyalah iman dan taqwa.
indonesia miskin penemuan: Agama islam menantang manusia menembus langit agar terus belajar dan berguna bagi sesama.
ketimpangan ekonomi: agama islam sangat menganjurkan berbagi kepada sesama melalui zakat, sedekah, infaq, dll. Bayangkan kalau zakat di Indonesia dapat dikelola secara baik dan profesional oleh satu lembaga sentral.
Penjelasan masalah di atas memang tidak sesederhana tulisan saya. Namun, sampai dengan hari ini, yang saya pahami adalah semua terjadi karena kurangnya ilmu Agama. Jika ilmu agama mantap, didukung oleh manusianya bersedia mengamalkan, inshaAllah masalah akan datang sebagai wajah yang berbeda. Masalah pasti masih akan ada, namun dengan agama, manusia bisa memecahkannya dengan sangat baik.
Lagi-lagi, jika Anda memiliki pendapat atau pandangan lain, itu sah sah saja. Ini kan blog saya masa saya menulis pendapat dan pandangan Anda. Silahkan menulis pendapat Anda di kolom komentar ya. Jangan lupa saya, Anda, dan kita semua masih terus berproses untuk mencari yang sejati.
Minggu, 25 Juni 2017
Level Tafsir adalah level bebas
Sering,
Saya dan Anda berbeda pendapat mengenai tafsiran.
Bukan apa apa, yang ditafsirkan adalah tulisan. Tanpa gambar. Atau juga video. Bahkan, meski tulisan ini dilengkapi gambar dan video, tafsiran kita pun bisa beda kok!.
Level tafsiran adalah level bebas.
Tafsir saya sangat sah jika berbeda dengan tafsiran Anda.
Tafsir Anda pun, sah dan tak boleh didebat oleh saya. Namanya juga tafsir.
Tafsirkan kalimat ini:
"Budi menembak temannya"
Beberapa tafsiran yang muncul karena terbatasnya kalimat dan ketidaktahuan kita tentang kejadian yang sesungguhnya:
1. Budi menembak mati temannya (fokus hasil)
2. Budi menyakiti hati temannya (fokus majas)
3. Budi menembak temannya, tapi tidak sampai mati. (fokus hasil)
4. Budi menembak temannya karena dia cinta sama temannya (fokus majas)
5. Budi bermain tembak tembakan dengan temannya karena Budi tidak mungkin punya senjata api (Fokus situasi)
6. Budi menembak temannya tapi meleset (lagi lagi fokus hasil)
7. Budi sedang mabuk (fokus tokoh, karena Budi adalah orang yang baik)
8. Teman budi punya salah fatal sama Budi (fokus tokoh, karena Budi adalah orang yang baik)
9. Budi menembak temannya si anu. Akhiran -nya dianggap sebagai kata ganti dia --> Budi menembak teman dia.
Lho jangan marah mas mbak, itu cuma tafsir saya lho. Kalau Anda punya tafsir beda, sah sah saja kok.=)
Dari sini, kita baru sadar bahwa ahli bahasa itu penting ya. Tidak cukup ahli bahasa, ahli sejarah juga penting untuk memahami apa yang terjadi pada kala itu. Berikutnya, diperlukan ahli tentang Budi biar paham apa yang dilakukan oleh Budi. Perlu dipanggil juga ahli dari "teman" yang ditembak untuk menggali kira kira kejadian seperti apa yang terjadi antara Budi dan "temannya". Cukup? perlu ahli tembak menembak kah?
Setelah membaca tulisan ini, kira kira bagaimana penafsiran Anda tentang saya? pluralis? ah, itu kan tafsir Anda. Saya sendiri sering berubah ubah dalam menafsirkan diri saya.
Saya dan Anda berbeda pendapat mengenai tafsiran.
Bukan apa apa, yang ditafsirkan adalah tulisan. Tanpa gambar. Atau juga video. Bahkan, meski tulisan ini dilengkapi gambar dan video, tafsiran kita pun bisa beda kok!.
Level tafsiran adalah level bebas.
Tafsir saya sangat sah jika berbeda dengan tafsiran Anda.
Tafsir Anda pun, sah dan tak boleh didebat oleh saya. Namanya juga tafsir.
Tafsirkan kalimat ini:
"Budi menembak temannya"
Beberapa tafsiran yang muncul karena terbatasnya kalimat dan ketidaktahuan kita tentang kejadian yang sesungguhnya:
1. Budi menembak mati temannya (fokus hasil)
2. Budi menyakiti hati temannya (fokus majas)
3. Budi menembak temannya, tapi tidak sampai mati. (fokus hasil)
4. Budi menembak temannya karena dia cinta sama temannya (fokus majas)
5. Budi bermain tembak tembakan dengan temannya karena Budi tidak mungkin punya senjata api (Fokus situasi)
6. Budi menembak temannya tapi meleset (lagi lagi fokus hasil)
7. Budi sedang mabuk (fokus tokoh, karena Budi adalah orang yang baik)
8. Teman budi punya salah fatal sama Budi (fokus tokoh, karena Budi adalah orang yang baik)
9. Budi menembak temannya si anu. Akhiran -nya dianggap sebagai kata ganti dia --> Budi menembak teman dia.
Lho jangan marah mas mbak, itu cuma tafsir saya lho. Kalau Anda punya tafsir beda, sah sah saja kok.=)
Dari sini, kita baru sadar bahwa ahli bahasa itu penting ya. Tidak cukup ahli bahasa, ahli sejarah juga penting untuk memahami apa yang terjadi pada kala itu. Berikutnya, diperlukan ahli tentang Budi biar paham apa yang dilakukan oleh Budi. Perlu dipanggil juga ahli dari "teman" yang ditembak untuk menggali kira kira kejadian seperti apa yang terjadi antara Budi dan "temannya". Cukup? perlu ahli tembak menembak kah?
Setelah membaca tulisan ini, kira kira bagaimana penafsiran Anda tentang saya? pluralis? ah, itu kan tafsir Anda. Saya sendiri sering berubah ubah dalam menafsirkan diri saya.
Jumat, 23 Juni 2017
Pekerjaan Paling Menyenangkan (2)
Sebelumnya saya pernah menulis tentang pekerjaan yang paling menyenangkan di dunia ini. Anda dapat melihat tulisan tersebut disini.
Tulisan ini adalah perkembangan pemikiran saya setelah saya menjalani hidup sedikit lebih lama. Ya, pengetahuan kita berkembang. Apa yang kita yakini benar pada masa lalu belum tentu merupakan kebenaran yang paling hakiki. Sebagai manusia biasa, saya harus bersedia merevisi apapun kebenaran yang dulu pernah sangat saya yakini. Jika memang ada kebenaran lain yang lebih baik, kita harus mengambilnya. Tulisan saya ini juga mungkin akan saya revisi kembali di kemudian hari.
Pekerjaaan yang paling menyenangkan.
Pekerjaan yang paling menyenangkan itu, adalah pekerjaan yang paling banyak manfaatnya untuk orang lain serta dapat menjadi tabungan untuk bekal di hari kemudian.
Pekerjaan seperti apa yang saya maksudkan?
Di dalam agama islam, kita mungkin telah hafal diluar kepala hadist Baginda Nabi yang menyebutkan bahwa terputuslah amal perbuatan manusia setelah kematian kecuali 3 perkara:
1. Amal Jariyah.
Menurut hemat saya, amal jariyah yang paling tinggi levelnya di dalam ajaran agama islam adalah Waqaf. Kenapa? karena waqaf tidak boleh habis. Berbeda dengan sedekah atau infaq yang sekali habis. Jika kita menginfakkan uang kita untuk memberi makan fakir miskin misalnya, maka uang tersebut akan segera habis setelah fakir miskin menerima makanannya. Keesokan harinya, ketika kita ingin beramal lagi, tentu uang yang lain harus kita keluarkan.
Berbeda dengan waqaf. Untuk melakukan waqaf, harus ada penerima waqaf beserta harus dilafadzkan ikrar waqaf. Pembahasan fikih mengenai waqaf ini dapat Anda baca pada blog blog lain yang banyak ditulis oleh pemerhati Waqaf.
Sejarah mencatat Sahabat Ustman bin Affan pernah mewaqafkan sebuah sumur yang lama dimonopoli oleh seorang yahudi yang menjual airnya dengan harga mahal kepada orang Madinah. Sahabat Ustman membeli sumur tersebut kemudian mewaqafkan air nya kepada seluruh penduduk Madinah.
Sampai hari ini, sumur yang dikenal dengan nama sumur Raumah ini masih dimanfaatkan pemerintah Saudi untuk mengairi pertanian di sekitarnya. Dapatkah Anda membayangkan, setelah 1400 tahun lebih, pahala masih mengalir di sisi Anda? inilah manfaat waqaf.
Pekerjaan yang paling menyenangkan adalah, pekerjaan yang paling banyak bisa memberikan waqaf. Dalam contoh di atas, pengusaha adalah salah satunya. Dengan banyaknya uang yang kita hasilkan, sangat mudah buat kita untuk membeli tanah untuk masjid, pekuburan umum, atau untuk madrasah. Dengan ber waqaf, umur kita mungkin hanya 63 tahun, namun pahala di sisi Allah, akan mengalir terus hingga akhir zaman.
2. Ilmu yang bermanfaat.
Pahala berikutnya yang tidak ada putusnya adalah pahala ilmu. Berbicara tentang ilmu, maka kita sedang berbicara tentang sesuatu yang ketika dibagi, ia tidak berkurang, justru malah makin menancap dan berpotensi untuk bertambah. Berbeda jika kita punya apel 1 kg misalnya. Kita bagi apel tersebut ke tetangga 1/2 Kg, maka di rumah kita tersisa 1/2 Kg Apel.
Ilmu tidak demikian. Kita bagi ilmu kepada seluruh tetangga kita pun, ilmu kita tidak akan berkurang justru semakin kuat. Pahala berbagi ilmu yang bermanfaat? jangan ditanya, pahalanya jauh melebihi MLM!
Jika di MLM kita hanya mendapat sebagian persen dari penjualan yang dilakukan oleh downline kita, dalam konsep berbagi ilmu, kita mendapat kebaikan 100% dari setiap kebaikan yang dilakukan oleh downline kita, tanpa dipotong. Hal ini dinyatakan oleh Baginda Rasul dalam salah satu hadist:
"Barangsiapa yang menunjuki pada kebaikan, maka dia akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengerjakannya" (HR Muslim 1893)
Luar biasa bukan? Dari sini, dapat ditarik kesimpulan bahwa guru, adalah salah satu pekerjaan paling menyenangkan. Menjadi cendekiawan, adalah pekerjaan paling menyenangkan. Menjadi ilmuwan, peneliti, dosen, guru ngaji, adalah pekerjaan paling menyenangkan. Bayangkan pahala yang terus mengalir yang didapat oleh Imam 4 Mazhab. Bahkan setelah 1200 tahun mereka wafat, pahala tersebut terus mengalir tiada henti. Menjadi penulis juga merupakan pekerjaan yang menyenangkan. Apalagi kalau tulisan kita kemudian dapat memberikan manfaat untuk orang lain. Menemukan ilmu baru, rumus baru, ciptaan baru, jika hal tersebut memberikan maslahat orang banyak, pahala nya akan terus mengalir.
Yang paling luar biasa, bayangkan betapa banyaknya amal Rasulullah yang dihasilkan dari ilmu beliau yang tidak pernah habis di bahas dan dibagikan oleh ummat yang mencintai beliau? Subhanallah.
3. Anak yang sholeh.
Banyak tafsir terkait pengertian anak yang sholeh ini. Apakah benar benar hanya anak yang diterima doanya oleh Allah atau orang lain pun boleh? Menurut hemat pemahaman penulis, doa ini tidak terbatas hanya pada anak. Orang lain pun bisa mendoakan kita dan doa tersebut tetap berpotensi diterima oleh Allah. Beberapa hal ini penulis jadikan sebagai landasan berpikir:
1. Praktik sholat gaib yang dilakukan oleh Rasulullah untuk mendoakan Raja Najasyi yang baru saja meninggal. Inti dari sholat jenazah dan sholat gaib adalah memohon ampun bagi si mayyit. Rasul dan seluruh sahabat yang ikut sholat tersebut bukanlah keluarga atau anak dari Raja Najasyi.
2. Doa yang senantiasa kita lantunkan untuk memohon ampunan bagi seluruh orang muslim, muslimat, mukmin, mukminat, baik yang hidup, maupun yang mati. Jika Allah tidak menerima doa ini, apakah seluruh ulama di dunia sedang melakukan kesesatan karena melantunkan doa yang tidak akan diterima?
Walau demikian, saya tetap menghormati pihak pihak yang menganggap bahwa semua doa putus kecuali hanya anak kandung. Tidak perlu diperdebatkan karena masing masing orang akan bertanggung jawab terhadap amalnya saja.
Berdarkan hal ini, maka pekerjaan yang paling menyenangkan adalah pekerjaan yang bisa membuat anak kita atau orang lain mendoakan kita, meski kita sudah wafat. Tentu, menjadi ayah yang baik adalah pekerjaan yang menyenangkan. Apalagi menjadi ayah bagi anak anak yatim yang jumlahnya banyak. Seorang pilot Indonesia, Kapten Budi Soehardi, adalah ayah dari ratusan anak yatim di NTT. Sudah kebayang kan betapa banyaknya pahala yang didapat oleh Kapten Budi? bayangkan jika kelak anak anak tersebut kembali menjadi Kapten Budi kedua, ketiga, dan seterusnya. Kebaikan Kapten Budi tidak akan pernah putus.
Jakarta, 23 Juni 2017.
Pembaca budiman, silahkan memiliki pendapat lain atau mengoreksi tulisan saya jika memang kurang berkenan, namun mohon jangan menyebar kebencian dan permusuhan. Kita semua sedang berproses menuju kesejatian diri. "Under Construction!"
Tulisan ini adalah perkembangan pemikiran saya setelah saya menjalani hidup sedikit lebih lama. Ya, pengetahuan kita berkembang. Apa yang kita yakini benar pada masa lalu belum tentu merupakan kebenaran yang paling hakiki. Sebagai manusia biasa, saya harus bersedia merevisi apapun kebenaran yang dulu pernah sangat saya yakini. Jika memang ada kebenaran lain yang lebih baik, kita harus mengambilnya. Tulisan saya ini juga mungkin akan saya revisi kembali di kemudian hari.
Pekerjaaan yang paling menyenangkan.
Pekerjaan yang paling menyenangkan itu, adalah pekerjaan yang paling banyak manfaatnya untuk orang lain serta dapat menjadi tabungan untuk bekal di hari kemudian.
Pekerjaan seperti apa yang saya maksudkan?
Di dalam agama islam, kita mungkin telah hafal diluar kepala hadist Baginda Nabi yang menyebutkan bahwa terputuslah amal perbuatan manusia setelah kematian kecuali 3 perkara:
1. Amal Jariyah.
Menurut hemat saya, amal jariyah yang paling tinggi levelnya di dalam ajaran agama islam adalah Waqaf. Kenapa? karena waqaf tidak boleh habis. Berbeda dengan sedekah atau infaq yang sekali habis. Jika kita menginfakkan uang kita untuk memberi makan fakir miskin misalnya, maka uang tersebut akan segera habis setelah fakir miskin menerima makanannya. Keesokan harinya, ketika kita ingin beramal lagi, tentu uang yang lain harus kita keluarkan.
Berbeda dengan waqaf. Untuk melakukan waqaf, harus ada penerima waqaf beserta harus dilafadzkan ikrar waqaf. Pembahasan fikih mengenai waqaf ini dapat Anda baca pada blog blog lain yang banyak ditulis oleh pemerhati Waqaf.
Sejarah mencatat Sahabat Ustman bin Affan pernah mewaqafkan sebuah sumur yang lama dimonopoli oleh seorang yahudi yang menjual airnya dengan harga mahal kepada orang Madinah. Sahabat Ustman membeli sumur tersebut kemudian mewaqafkan air nya kepada seluruh penduduk Madinah.
Sampai hari ini, sumur yang dikenal dengan nama sumur Raumah ini masih dimanfaatkan pemerintah Saudi untuk mengairi pertanian di sekitarnya. Dapatkah Anda membayangkan, setelah 1400 tahun lebih, pahala masih mengalir di sisi Anda? inilah manfaat waqaf.
Pekerjaan yang paling menyenangkan adalah, pekerjaan yang paling banyak bisa memberikan waqaf. Dalam contoh di atas, pengusaha adalah salah satunya. Dengan banyaknya uang yang kita hasilkan, sangat mudah buat kita untuk membeli tanah untuk masjid, pekuburan umum, atau untuk madrasah. Dengan ber waqaf, umur kita mungkin hanya 63 tahun, namun pahala di sisi Allah, akan mengalir terus hingga akhir zaman.
2. Ilmu yang bermanfaat.
Pahala berikutnya yang tidak ada putusnya adalah pahala ilmu. Berbicara tentang ilmu, maka kita sedang berbicara tentang sesuatu yang ketika dibagi, ia tidak berkurang, justru malah makin menancap dan berpotensi untuk bertambah. Berbeda jika kita punya apel 1 kg misalnya. Kita bagi apel tersebut ke tetangga 1/2 Kg, maka di rumah kita tersisa 1/2 Kg Apel.
Ilmu tidak demikian. Kita bagi ilmu kepada seluruh tetangga kita pun, ilmu kita tidak akan berkurang justru semakin kuat. Pahala berbagi ilmu yang bermanfaat? jangan ditanya, pahalanya jauh melebihi MLM!
Jika di MLM kita hanya mendapat sebagian persen dari penjualan yang dilakukan oleh downline kita, dalam konsep berbagi ilmu, kita mendapat kebaikan 100% dari setiap kebaikan yang dilakukan oleh downline kita, tanpa dipotong. Hal ini dinyatakan oleh Baginda Rasul dalam salah satu hadist:
"Barangsiapa yang menunjuki pada kebaikan, maka dia akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengerjakannya" (HR Muslim 1893)
“Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893).
Sumber : https://rumaysho.com/9641-keutamaan-mengajarkan-ilmu.html
Sumber : https://rumaysho.com/9641-keutamaan-mengajarkan-ilmu.html
Luar biasa bukan? Dari sini, dapat ditarik kesimpulan bahwa guru, adalah salah satu pekerjaan paling menyenangkan. Menjadi cendekiawan, adalah pekerjaan paling menyenangkan. Menjadi ilmuwan, peneliti, dosen, guru ngaji, adalah pekerjaan paling menyenangkan. Bayangkan pahala yang terus mengalir yang didapat oleh Imam 4 Mazhab. Bahkan setelah 1200 tahun mereka wafat, pahala tersebut terus mengalir tiada henti. Menjadi penulis juga merupakan pekerjaan yang menyenangkan. Apalagi kalau tulisan kita kemudian dapat memberikan manfaat untuk orang lain. Menemukan ilmu baru, rumus baru, ciptaan baru, jika hal tersebut memberikan maslahat orang banyak, pahala nya akan terus mengalir.
Yang paling luar biasa, bayangkan betapa banyaknya amal Rasulullah yang dihasilkan dari ilmu beliau yang tidak pernah habis di bahas dan dibagikan oleh ummat yang mencintai beliau? Subhanallah.
3. Anak yang sholeh.
Banyak tafsir terkait pengertian anak yang sholeh ini. Apakah benar benar hanya anak yang diterima doanya oleh Allah atau orang lain pun boleh? Menurut hemat pemahaman penulis, doa ini tidak terbatas hanya pada anak. Orang lain pun bisa mendoakan kita dan doa tersebut tetap berpotensi diterima oleh Allah. Beberapa hal ini penulis jadikan sebagai landasan berpikir:
1. Praktik sholat gaib yang dilakukan oleh Rasulullah untuk mendoakan Raja Najasyi yang baru saja meninggal. Inti dari sholat jenazah dan sholat gaib adalah memohon ampun bagi si mayyit. Rasul dan seluruh sahabat yang ikut sholat tersebut bukanlah keluarga atau anak dari Raja Najasyi.
2. Doa yang senantiasa kita lantunkan untuk memohon ampunan bagi seluruh orang muslim, muslimat, mukmin, mukminat, baik yang hidup, maupun yang mati. Jika Allah tidak menerima doa ini, apakah seluruh ulama di dunia sedang melakukan kesesatan karena melantunkan doa yang tidak akan diterima?
Walau demikian, saya tetap menghormati pihak pihak yang menganggap bahwa semua doa putus kecuali hanya anak kandung. Tidak perlu diperdebatkan karena masing masing orang akan bertanggung jawab terhadap amalnya saja.
Berdarkan hal ini, maka pekerjaan yang paling menyenangkan adalah pekerjaan yang bisa membuat anak kita atau orang lain mendoakan kita, meski kita sudah wafat. Tentu, menjadi ayah yang baik adalah pekerjaan yang menyenangkan. Apalagi menjadi ayah bagi anak anak yatim yang jumlahnya banyak. Seorang pilot Indonesia, Kapten Budi Soehardi, adalah ayah dari ratusan anak yatim di NTT. Sudah kebayang kan betapa banyaknya pahala yang didapat oleh Kapten Budi? bayangkan jika kelak anak anak tersebut kembali menjadi Kapten Budi kedua, ketiga, dan seterusnya. Kebaikan Kapten Budi tidak akan pernah putus.
Jakarta, 23 Juni 2017.
Pembaca budiman, silahkan memiliki pendapat lain atau mengoreksi tulisan saya jika memang kurang berkenan, namun mohon jangan menyebar kebencian dan permusuhan. Kita semua sedang berproses menuju kesejatian diri. "Under Construction!"
Langganan:
Postingan (Atom)