Selasa, 23 Mei 2017

4 Pintu Untuk Kembali

Dalam sejarah, ada 4 dosa yang tercatat merupakan dosa yang mula mula dilakukan oleh Makhluk Allah SWT.

4 Pintu Kembali

Mari kita belajar dari 4 dosa ini, agar kita mengerti bahwa dosa ini terjadi untuk tujuan tertentu. Dosa bukanlah sebuah kesalahan. Kesalahan bukanlah sebuah kesalahan jika dilihat dari sudut pandang lain. Pada hakikatnya, tidak ada satu pun di dunia ini yang tercipta tanpa manfaat. Bahkan orang jahat pun ada gunanya. Jika tidak ada orang jahat, darimana kita tahu itu perbuatan jahat?? =D .




Pintu 1: Dosa Sok Tahu

Dosa pertama dilakukan oleh Makhluk Allah bernama Malaikat. Makhluk yang satu ini sudah lama mengabdi dan memuji Allah. Mengagungkan kebesarannya. Posisinya pun di langit sangat dekat denganNya. Namun, hal ini ternyata membuat malaikat sedikit terpeleset. Ketika Allah menciptakan manusia pertama yakni Adam. Kita semua mengetahui bahwa malaikat dengan sok tau nya mengatakan bahwa

"Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?"


Guys, semoga kita tidak pernah sok tau ya. Sok tau adalah penyakit kebanyakan orang di dunia ini. Ketika melihat sebuah masalah, orang suka menerka akibat dan solusinya adalah ini. Tentu hal ini tidak dilarang, kita memang diperintah untuk berikhtiar dan menggunakan logika. Namun, memastikan hasil dan solusi tanpa melibatkan kalimat Allah, itu dinamai sok tahu. Bahkan apakah ketika mendung datang kita bisa memastikan kalau akan turun hujan? tidak bisa. Yang bisa kita katakan hanyalah, insyaAllah, yang sudah sudah kalau mendung seperti ini ya turun hujan. Masalah turun beneran atau enggak, ya hanya Allah yang tahu.

Kalau kita sudah terlanjur melakukan sok tahu, segera beristigfar memohon ampun dengan mengembalikan semuanya kepada Allah. Allah tahu dan kita tidak tahu. Ketika kita sudah terpeleset melakukan hal ini, artinya kita sedang dipanggil Allah untuk masuk ke pintu taubatnya. Pintu Taubat dari ke sok tahu an.


 Pintu 2: Dosa Sombong (Takabur)


Dosa kedua dilakukan oleh Makhluk Allah bernama Iblis. Iblis keliru ketika tidak bersedia bersujud di depan Adam, ia menganggap Adam lebih rendah dari dia. Maklum lah, Adam itu junior, udah gitu dia diciptakan dari tanah. Iblis itu lebih senior. Secara dzikir dan tasbihnya, tentu jauh kemana mana dari Adam. Kalau kita lihat sebenarnya kita sering sekali melakukan sombong ini tanpa sadar. Bahkan junior adik kelas kita yang baru masuk ke sekolah kita, sering kita meremehkannya.

Secara singkat, sombong bisa diartikan dengan menganggap lebih rendah orang lain dan menganggap diri sendiri lebih baik. Meremehkan orang lain. Apapun alasannya, strata sosial, pendidikan, umur, tempat tinggal, suku, ras, agama, semua bisa masuk dalam kategori sombong. 

2 pertanyaan mudah yang biasa di utarakan untuk mengukur apakah kita sudah sombong atau tidak:
1. Apakah di lingkungan kita ada yang lebih baik kelakukannya dari kita? sebagian besar orang menjawab ada. Jika kita menjawab tidak ada, artinya kita sudah sombong tingkat dewa =D

2. Apakah di lingkungan kita ada yang lebih buruk kelakuannya dari kita? jika kita menjawab ADA, artinya kita sudah sombong. Kita harus terus merasa menjadi yang terburuk di lingkungan, dan menganggap orang lain selalu lebih baik daripada kita. Dengan dasar ini, bukan kita menjadi buruk beneran, tapi justru akan membuat kita menjadi lebih baik lagi dan lagi.

Jika kita melihat konteks kejadian pada waktu Iblis tidak bersedia sujud, sebenarnya yang dititik beratkan adalah tidak taatnya Iblis pada perintah Allah. Allah adalah Tuhan yang Maha Kuasa. Dia lah pencipta semua hal di dunia ini. Ketika Allah memerintah kita sebagai makhluk ciptaannya, kita harus patuh. Tidak usah menunggu pembenaran otak dan pikiran. Disuruh sujud ya sujud saja. Gak usah nunggu ada bukti bahwa sujud itu menyehatkan, memperlancar darah, dsb. Disuruh cium Hajar Aswad, ya cium saja. Rasul sudah mencontohkannya. Jadi gak usah ditawar tawar lagi ya guys

Dosa inipun sebenarnya merupakan pintu untuk menuju kepada Allah. Jika kita sudah terlanjur pernah sombong, segeralah beristigfar. Kembalikan semua kepada Allah. Tidak ada daya dan upaya kita kecuali hanya atas ijin Allah. Segala puji bagi Allah. Tidak ada pujian yang pantas untuk kita manusia yang tidak bisa melakukan apa apa ini. Buat memejamkan mata kita sendiri saja tidak bisa apalagi buat melakukan hal lain.


Pintu 3: Dosa Serakah


Dosa ketiga yang dilakukan oleh nenek moyang kita yaitu Mbah Adam dan Nenek Siti Hawa adalah serakah. Sudah menjadi naluri alamiah kita bahwa manusia punya sifat ini. Apa itu serakah? serakah adalah takut tidak kebagian jatah, minta lebih banyak walau sudah dikasih cukup. Kita tidak bisa menghindari sifat ini karena sifat ini sesungguhnya diperuntukkan untuk hal yang lain. Serakah ini berangkat dari nafsu. Nafsu pada dasarnya selalu meminta lebih. Kalau sudah makan satu piring, minta makan dua piring, minta makan tiga piring dst. Sudah punya mobil satu, pengin beli yang kedua, pengin beli yang ketiga dst. Sudah punya rumah kontrakan, pengin beli rumah sendiri, pengin beli rumah dua, dst. Sudah punya istri satu, pengin punya lagi, punya lagi, dan lagi. Dan, yang dilakukan mbah Adam dan mbah Hawa, sudah dikasih surga, masih minta buah quldi. Kalau tidak serakah, apa namanya? Hehehe.

Lantas, sifat ini diperuntukkan buat apa sesungguhnya? Nafsu bisa baik jika dimanfaatkan untuk hal hal yang baik. Jika kita lihat orang yang lebih sholeh daripada kita, disitulah harusnya nafsu kita gunakan. Kita harus punya keinginan untuk menjadi seperti orang sholeh tersebut bahkan lebih baik dari orang itu. Jika kita melihat orang yang bisa sodaqoh dengan jumlah fantastis, harus terbersit di hati kita kapan kita bisa sodaqoh lebih tinggi dari dia. Bukan untuk riya' lho ya, tapi semata untuk mendapatkan nilai lebih di hadapan Allah. Ketika kita melihat orang yang bisa Umroh setiap tahun, ya gunakanlah nafsu untuk bekerja lebih keras agar bisa berkunjung ke makam Rasul setiap tahun. Fafiru ila faradisa. Berlomba lomba menuju kebaikan!

Sobat yang sudah terlanjur sering serakah, segeralah ber istigfar. Kita sedang dipanggil olehNya. Kembalilah kepadaNya dari salah satu pintuNya, pintu taubat dari Keserakahan. Apa sih yang kita cari? makan setiap hari yang sehat cuma 1 - 3x. Di atas itu, kita akan gendut, menjadi sarang penyakit, dan akhirnya mati muda. Mobil banyak yang bisa dipakai juga cuma satu, sisanya nganggur di garasi. Rumah mewah tidurnya juga cuma bisa di kamar satu. Kalau kita selalu mengingat hal ini, sebenarnya tidak perlu rasanya kita mati matian mengejar dunia. Jangan sampai kita lelah mengejar dunia, lalu tiba tiba kita mati. Naudzubillah.


Pintu 4: Dosa Iri Dengki

Pintu terakhir untuk kembali kepadanya adalah pintu dosa Dengki. Dosa ini dilakukan oleh mbah kita, putra nabi Adam, yang bernama Habil dan Qobil. Cerita lengkapnya, googling aja yah! hehe.

Iri dengki sangatlah berbahaya. Seperti kayu bakar yang dimakan api. Bisa-bisa, semua kebaikan yang telah kita lakukan habis karena dosa yang disebut iri dengki. Perlu digaris bawahi bahwa iri itu tidak jelek. Yang jelek adalah iri dengki. Lalu apa bedanya?

Iri dalam artian umum, adalah berharap kebaikan / kemudahan yang orang lain terima juga kita terima dengan berdoa kepada Allah. CMIIW. Dalam bahasa inggris disebut jeleous. Iri melihat orang lain bisa naik haji, itu bagus. Dengan begitu kita bisa terpacu untuk bekerja lebih giat lagi. Jika iri dilakukan hanya sebatas ini, tidak ada masalah.

Masalah muncul ketika mulai timbul dengki. Dengki adalah, senang melihat orang lain susah, dan susah melihat orang lain senang. Artinya, disini si pelaku sudah mengharapkan kemudharatan untuk orang lain. Kalau bisa, orang lain tersebut kehilangan nikmatnya, dan hanya pendengki lah yang mendapat nikmat tersebut. Contohnya, jika kita dengki melihat orang naik haji, kita berharap dan berdoa agar orang tersebut gak berangkat tahun depan, jatuh miskin tahun depan, dan kita saja yang bisa berangkat naik haji tahun depan. Itulah dengki. Dalam bahasa inggris disebut envy.

Jika kita punya penyakit dengki, segeralah ber istigfar, minta perlindungan Allah dari bisikan syaitan. Yakinlah bahwa semua nikmat yang diberikan Allah kepada seseorang, itu adalah ujian. Allah bebas memberikan ujian kepada siapapun yang Dia kehendaki. Orang beriman dan tidak beriman, sama sama mendapat Rahmat Allah. Tidak ada hubungannya amal sholeh dengan kekayaaan dunia. Banyak nabi yang miskin tapi tetap saja mereka disebut nabi. Banyak pula nabi kaya dan tidak mempengaruhi status mereka sebagai nabi. Jangan dengki dengan orang tidak beriman yang secara dunia kaya. Semua punya jatah masing masing, takdir masing masing.


Sekian, semua yang saya tulis hanyalah penafsiran saya sendiri, hari ini tanggal 23 Mei 2017, saya masih berproses dan setiap yang saya sampaikan bisa saja saya revisi suatu saat nanti. Tidak ada kebenaran hakiki di tulisan saya, semata itu hanyalah kebenaran pribadi, berdasarkan pemahaman saya dan sejauh apa yang saya mengerti saat ini. Saya hanya mewakili diri sendiri, bukan mewakili seseorang, organisasi, apalagi mewakili islam. Wallahua'lam bisshowab.




Tidak ada komentar: