Sabtu, 04 April 2015

Menonton Pertandingan Bola untuk kedua kalinya (memahami konsep Takdir)

Sobat, pernahkan Anda melihat pertandingan siaran ulang sepak bola?
Apakah pertandingan tersebut sangat menarik?

Jawabannya sangatlah tergantung pada: apakah kita ikut nonton pertandingan live nya atau tidak, kedua jika kita belum pernah melihat pertandingan live nya, apakah kita sudah tau hasil skor nya atau tidak.




Hal ini sama persis dengan menonton film yang sama untuk kedua kali. Keseruan menonton untuk kedua kalinya, sebagus apapun filmnya, tentu tidak dapat dikalahkan dengan keseruan pada saat kita menontonnya pertama kali.

Menonton bola untuk kedua kali





Sobat, dalam salah satu kitab hadist pilihan, Rasul pernah bersabda bahwa dikisahkan ada seseorang yang melakukan kebaikan sepanjang umur hidupnya, namun takdir Allah mendahuluinya, dia melakukan kejahatan pada akhir hayatnya dan akhirnya meninggal dalam keadaan su'ul khotimah (naudzubillah) lalu dia masuk ke neraka. Sebaliknya, ada pula orang yang telah berbuat kejahatan seumur hidupnya, namun takdir Allah mendahuluinya, dia berkesempatan taubat dan melakukan kebaikan pada akhir hayatnya, akhirnya dia pun masuk surga.

Di berbagai kitab juga dijelaskan bahwa semua yang terjadi, sudahlah tertulis dalam Lauh Mahfudz. Bahkan daun kering yang jatuh dari pohonnya, semua sudah tertulis di dalam Lauh Mahfudz. Sesungguhnya, tinta telah kering. Tidak akan ada yang berubah dari kitab tersebut kecuali ketika Allah sendiri lah yang berkehendak untuk merubahnya.

Bahkan pada saat ruh ditiupkan kedalam jasad manusia pada masa penciptaan, Allah telah memutuskan beberapa perkara kepada si fulan: rejeki, mati, jodoh, dan apakah si fulan adalah termasuk penghuni surga atau penghuni neraka.

Lantas, apa gunanya kita hidup? ngapain kita capek2 berusaha jadi orang baik kalau Allah sendiri sudah memutuskan segala sesuatu?

Pertama tama, kita harus pahami bahwa tidak ada yang salah dalam beberapa hadist di atas. Kalau ada yang salah, yang salah adalah pemikiran kita. Pikiran kita belum sampai pada hakikat kebenaran. Bahkan tulisan saya inipun juga belum tentu sudah sampai pada hakikat kebenaran yang sesungguhnya.

Kedua, kita juga harus memahami bahwa Allah pencipta segala sesuatu. Dikarenakan Dialah pencipta semua yang ada saat ini, maka Beliau sungguh tidak masuk akal jika terikat dengan ciptaannya apalagi tergantung pada ciptaannya. Salah satu ciptaan Allah adalah waktu.

Kita semua memahami bahwa waktu terbagi menjadi 3 bagian: kemarin, hari ini, dan esok. Kita manusia, hidup pada dimensi hari ini. Bukan kemarin, apalagi esok. Orang yang beruntung adalah orang yang bisa memanfaatkan dengan maksimal apa yang terjadi hari ini untuk berbuat sebanyak banyak nya perintah Allah kepada kita. Tidak beruntunglah orang yang selalu memikirkan masa lalu dan lengah dalam memanfaatkan hari ini. Begitu pula orang orang yang terlalu pusing dan memikirkan masa depan, hingga dia lupa bahwa hari ini belum dia maksimalkan.

tulisan saya berjudul teori sekarang beli besok gratis mungkin bisa menjelaskan tentang hal ini lebih jauh.

Lalu kita semua juga harus memahami bahwa Allah tidak lah terikat oleh waktu. Allah tidak sedang menunggu esok, dan tidak sedang berada pada hari ini. Allah merupakan Dzat yang tidak terikat ruang dan waktu karena dua hal tsb adalah ciptaan Beliau.

Kalau Allah tidak terikat oleh waktu, berarti Allah memang tidak sedang menunggu apapun. Allah sudah mengetahui apapun masa lalu kita, apa yang akan kita lakukan hari ini, terlebih apa yang akan kita lakukan besok.

Lalu, kenapa kita harus berusaha menjadi orang baik?

Jawabannya adalah karena kita masih terjebak di hari ini dan kita tidak tahu berapa hasil skor pertandingan bola nya. Dan justru itu yang membuat permainan ini seru. Cobalah berpikir kalau setiap orang sudah tahu bagaimana takdirnya, si fulan ditakdirkan masuk neraka. Lalu ngapain saya berbuat baik? saya cukup menghabiskan waktu untuk berbuat dosa hingga saya mati.

Jika saya tahu saya ditakdirkan masuk surga, saya juga tidak akan melakukan semua perintah Allah. Buat apa? toh takdir saya sudah masuk surga, nanti pasti sebelum mati saya dikasih waktu tobat dulu.

Nah, kita semua tidak mengetahui kapan kita mati. Kita tidak mengetahui seberapa jauh rejeki yang dipersiapkan Allah untuk kita. Kita tidak mengetahui jodoh kita siapa. Kita tidak mengetahui seberapa lama kita sehat. Kita buta akan semua hal itu.

No Clue dari Allah. Apakah ketika kita beriman hari ini kita dijamin masuk surga? belum tentu. Bisa jadi kita pada waktu tua menjadi murtad dan tidak percaya Allah.

Inilah yang membuat kita harus berusaha sebaik baiknya di dalam hidup. Kita juga harus ber khusnudzon kepada Allah atau berprasangka baik kepadaNya. 

Kita Tidak Tahu!

Wallahua'lam bissowab

Redaksi: dmercy

Tidak ada komentar: