Rabu, 29 November 2017

Jalan yang lurus menurut saya (siratal mustaqim)

Jalan lurus.


Jalan yang lurus adalah jalan tercepat menuju suatu tujuan. Coba bayangkan misalnya Anda bepergian ke suatu kota. Ada dua jalan, yang satu berkelok kelok, dan yang satu lurus seperti tol. Jalan yang paling cepat dilewati adalah jalan tol. Kenapa? karena dia lurus. Dengan jalan yang lurus, maka setidaknya kita mendapatkan hal berikut:
1. Tidak terlalu capek ketika nyetir (sepanjang perjalanan)
2. Bisa memacu kecepatan secara konstan.
3. Cepat sampai karena kilometer nya lebih rendah.



Menurut tafsir Prof. Quraish Syihab, makna siratal mustaqim tidak hanya bermakna jalan yang lurus, melainkan jalan yang lurus dan lebar. Karena jalan tersebut lebar, otomatis menampung banyak sekali orang dan golongan. Maknanya, bisa jadi ada beberapa versi kebenaran dan semuanya benar. Seperti 10 bisa diartikan dengan 5 + 5, namun bisa juga diartikan 7+3.

Lantas, menurut saya, bagaimana jalan yang lurus itu?
 Anda yang tidak sependapat dengan pendapat yang akan saya kemukakan boleh boleh saja. Namanya juga pendapat. Dan saya bukanlah  ahli tafsir Quran. Jadi, sangat sah untuk dianggap tidak valid atau kurang berbobot pendapatnya. Pendapat saya ini hanya saya ambil dari pengertian yang saya pahami dari surah Al fatihah.Surah pertama di dalam Al quran.

Begini pendapat saya: mari kita renungkan terjemah ayat sebagai berikut...
1. Tunjukilah kami ke jalan yang lurus.
2. Jalan orang yang Engkau beri nikmat.
3. Bukan jalan orang yang sesat, dan bukan pula jalan orang yang Engkau murkai.

Jalan yang lurus, harus terasa nikmat. Nikmat disini bukan hanya berupa materi. Sangat picik rasanya kalau kita hanya mengukur nikmat dari seberapa materi yang kita peroleh atau kita miliki. Nikmat ada banyak sekali bentuknya. Bagi orang desa, berkumpul bercengkerama dengan keluarga sudah merupakan nikmat. Tidak perlu berlibur keluar negeri. Bagi kebanyakan orang, melihat anak tertidur pulas adalah suatu kenikmatan yang luar biasa.

Walau demikian, nikmat disini juga bisa saja diartikan sebagai kekayaan materi. Hal tersebut tidak melenceng dari pengertian nikmat. Intinya, jalan yang lurus haruslah jalan yang nikmat, menyenangkan, dan membahagiakan. Jika jalan Anda saat ini tidak menyenangkan, tidak membahagiakan, maka mari memeriksa tingkat keimanan dan ketaqwaan kita lagi kepadanya. Orang yang beriman dan bertaqwa, akan selalu menikmati setiap pemberian dariNya. Bahkan, di dalam kesusahan dan kesedihan pun orang beriman dan bertaqwa masih merasakan nikmatNya.

Mereka bersyukur dan terus bersyukur. Artinya, nikmat tidak melulu positif, bisa juga negatif dan tetap terasa nikmat. Contoh  paling nyata bahwa sesuatu yang sepertinya negatif tapi kita rasakan nikmat adalah apa yang kita lakukan bersama istri di ranjang. Kadang kita dicubit. Namun rasanya tetap nikmat bukan. Begitulah, jalan yang lurus adalah jalan kemesraan denganNya, dan apapun itu akan selalu terasa nikmat.

Ayat ini dilanjutkan dengan batasan masalah. Kalau yang merasakan nikmat adalah orang yang sudah ada di jalan yang lurus, banyak sekali penjahat2 diluar sana yang rasanya nikmat dan mereka bukan di jalan yang lurus.Koruptor bisa bebas pergi keluar negeri dan tidur dengan banyak perempuan dalam semalam. Apakah mereka berada di jalan yang lurus? disitulah ditempatkan batasan masalah.

Orang yang berada di jalan yang lurus, pasti nikmat, namun jangan menjadi:
1. Orang yang sesat
2. Orang yang dimurkai

ini adalah batasan yang nyata. Artinya, di dunia ini, ada orang yang mendapat banyak sekali nikmat, namun dia adalah orang yang sesat. Sesat adalah tersesat. Tersesat itu tidak tahu jalan. Dia bingung ada dimana, dan tidak tau mau kemana. Orang sesat itu harus dikasih tau jalan. Kadang dia merasa sudah mengambil jalan yang benar, namun di tengah jalan ketemulah dia dengan persimpangan. Dia salah mengambil keputusan, akhirnya tersesatlah dia, tidak sampai kepada tujuan yang hakiki.

Tujuan kita cuma satu. Tuhan Yang Maha Esa. Allah Subhanahu Wata'ala. Selain itu, jangan jadikan tujuan. Bahkan surga dan neraka bukanlah tujuan. Pahala bukanlah tujuan. Dunia apalagi. Bukan tujuan, pasti. Jika kita hidup dan berkutat pada keinginan Dunia, sudah pasti kita sedang tersesat. Hidup kok pengin kaya, pengin punya mobil, pengin punya rumah, pengin punya banyak istri. Tersesatlah kita. Semua keinginan tersebut jika tidak diimbangi dengan tujuan utama kita, untuk meraih Ridho Allah SWT, maka kita bisa disebut sudah tersesat. Oleh karena itu, jika kita pengin kaya, tambahin. Kita pengin kaya karena berharap bisa bermanfaat buat orang banyak, bisa banyak beramal, dll. Semua dengan tujuan meraih Ridho Allah. Kita pengin punya mobil karena pengin memudahkan keluarga kita kemana mana, membantu ngantar orang sakit, dll. Tujuan ujungnya sama, meraih Ridho Allah.

Yang kedua, bukan orang yang dimurkai. Artinya, di dunia ini, ada orang yang mendapat banyak sekali nikmat, namun dia merupakan orang yang dimurkai olehNya. Kenapa dimurkai? karena telah melakukan kesalahan. Mungkin karena melakukan dosa yang sering dan banyak tanpa meminta ampun sama sekali. Seperti Firaun. Firaun adalah contoh orang yang dimurkai olehNya. Bisa jadi, sebagai orang muslim, kita tetap berpotensi menjadi hamba yang dimurkai. Ketika kita sudah melampaui batas, jatuhlah kita pada predikat dimurkai olehNya. Dan hal tersebut tidak melulu bagian orang biasa. Ustad dan Kyai pun bisa jadi dimurkai olehNya.

Semoga kita bisa meraih jalan yang lurus, jalan orang yang Engkau beri nikmat, bukan jalan orang yang sesat, dan bukan pula jalan orang yang Engkau murkai.

Aamiin.


















Senin, 27 November 2017

Definisi Sukses (untuk saya)

Banyak sekali buku dan quote motivasi yang mengajak kita untuk menjadi orang sukses. Rasanya hampir setiap hari kita diteriaki oleh mereka untuk terus bergerak, untuk terus menjadi sukses. Saya tidak sedang berkata bahwa buku, quote, ucapan motivator, dan semua acara TV tentang sukses tersebut keliru atau kurang baik, namun sebelum kita mengkonsumsi semua hal tersebut, alangkah baiknya kita bersama merenungkan terlebih dahulu apa dan bagaimana sukses yang kita ingin capai.

Statement ini penting karena ketika sukses kita sendiri tidak jelas, mau apa, tentu langkah langkah yang akan kita ambil juga tidak jelas. Contoh sederhananya adalah, Anda tidak tahu harus ke kota Bandung. Jika kota Bandung nya saja Anda tidak tahu, bagaimana mungkin Anda bisa putuskan harus naik apa kesana?


Sukses masing masing orang bisa berbeda. Tidak perlu sama. Ada orang yang telah merasa sukses ketika menyelesaikan pendidikannya dengan baik dan nilai memuaskan. Sah sah saja jika Anda merasa begitu.

Ada orang yang berkata telah sukses karena telah membangun perusahaan multinasional. Sah sah juga jika Anda merasa begitu.

Ada orang yang merasa telah sukses karena sudah mampu membeli rumah dan mobil mewah. Telah mampu menyekolahkan anak keluar negeri. Atau mampu memiliki tabungan yang sangat besar jumlahnya. Lagi-lagi, itu sah sah saja.

Hanya saja, berdasarkan pengalaman saya yang sangat terbatas ini. Kok ya kesuksesan itu sempit sekali jika selalu dikaitkan dengan Materi. Sayangnya, banyak sekali buku buku tentang kesuksesan mengajarkan sukses dengan materi. Tidak cuma buku, orang disekitar kita, guru disekolah (kebanyakan, walau tidak semua), masyarakat, orang tua, dan lingkungan, hampir semua akan terkesima ketika melihat orang yang secara materi luar biasa.

Terkadang, ada pendapat lain. Sukses adalah ketika Anda dapat menantang diri Anda sendiri menjadi sesuatu yang lebih hebat atau lebih tinggi dari kapasitas Anda. Definisi sukses ini tidak akan pernah membiarkan Anda beristirahat walau sebentar. Semua adalah tentang pengakuan orang lain. Khususnya orang jauh, yang jarang melihat hidup kita sehari hari.

Lalu, bagaimana definisi sukses menurut saya?

Saya lebih suka mengaitkan kesuksesan dengan sesuatu diluar materi. Bagi saya, berpenghasilan 100jt/ bulan, 1M/ bulan, atau bahkan 100M/ bulan, bukanlah sebuah kesuksesan. Ini bukanlah ungkapan keputus asaan karena saat ini posisi saya bukan disana. Tidak, namun sukses buat saya memang bukanlah itu.

Di dalam kamus hidup saya, manusia paling sukses yang pernah lahir di muka bumi ini adalah Rasulullah Muhammad SAW. Berapa penghasilan beliau? berapa total nilai materi yang ditinggalkan beliau?

Nyatanya, apa yang beliau contohkan aktif disebarkan banyak orang diseluruh penjuru dunia, diikuti, dan ditiru. Hanya dalam 23 tahun, beliau telah memberikan manfaat buat milyaran masyarakat di dunia selama lebih dari 1400 tahun. Ya, kesuksesan adalah urusan kebermanfaatan. Bukan urusan berapa banyak kamu menghasilkan materi, atau punya berapa banyak materi. Hanya 23 tahun, jutaan orang di dunia memiliki nama Muhammad. Hanya dalam 23 tahun, beliau telah berhasil membuat peradaban baru yang pernah mencapai keemasannya pada era bani Abassiyah. Itulah kesuksesan yang paling hakiki.

Tentu, mencontoh beliau sangatlah sulit. Oleh karena itu, ukuran kebermanfaatan buat saya tidak perlu terlalu muluk. Yang harus bisa merasakan manfaat pertama kali adalah orang terdekat kita. Siapa orang terdekat kita tsb? diri kita sendiri. Ya, diri kita juga orang bukan. Setelah itu, berikan manfaat pada orang orang disekeliling kita. Orang tua, pasangan, saudara, tetangga, dst.

Itu hanya pendapat saya. Anda boleh tidak setuju dan saya akan menghormati ketidak setujuan Anda tersebut.